F1

Lewis Hamilton Mengaku Tidak Nyaman Balapan Di GP Arab Saudi

DBasia.news – Akhir pekan ini, Arab Saudi untuk pertama kalinya bakal menggelar balapan Formula 1 (F1). Namun, Lewis Hamilton mengaku tidak merasa nyaman balapan di Jeddah.

“Apakah saya merasa nyaman di sini? Saya tidak akan mengatakan saya melakukannya. Tapi itu bukan pilihan saya untuk berada di sini. Olahraga telah mengambil pilihan untuk berada di sini,” katanya, sebagaimana diberitakan BBC Sports.

“Dan apakah itu benar atau salah, selama kita di sini, penting bagi kita untuk mencoba meningkatkan kesadaran.”

Sebagaimana diketahui, Arab Saudi sendiri dikenal sebagai negara dengan praktik pelanggaran hak asasi manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, Putra Mahkota Saudi, Mohamed Bin Salman, disebut menjadi dalang dalam pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi di Turki pada 2018.

Sementara itu, pebalap andalan Mercedes itu secara khusus menyoroti hukum di Saudi yang mendiskriminasi kelompok LGBTQ. Pembalap asal Inggris ini sebelumnya menunjukkan sikap dengan mengenakan helm berwarna pelangi yang merupakan simbol kampanye dukungan terhadap LGTBQ.

Lembaga pembela hak asasi manusia, Amnesty International, menyambut baik pernyataan Hamilton. CEO Amnesty International Inggris, Sacha Demukh, mengatakan bahwa menambah keberanian untuk membahas pelanggaran hak asasi manusia di Saudi.

Dia menambahkan bahwa tiga tahun terakhir telah melihat “penumpasan hak asasi manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya” di negara itu.

“Ini bukan hanya tentang Lewis Hamilton. Kami menyerukan kepada semua orang di Formula 1 – para pembalap, tim mereka, eksekutif senior – untuk bersiap berbicara tentang hak asasi manusia di Arab Saudi, membantu menghilangkan beberapa efek pencucian olahraga dari acara ini,” ujarnya.