LET Jadi Momen Marianne Skarpnord Akhiri Puasa Gelar

Marianne Skarpnord


DBasia.news –  Marianne Skarpnord mengakhiri puasa gelar Ladies European Tour (LET) 6 tahun lamanya, dengan memenangi Australian Ladies Classic, Minggu (23/2) siang tadi. Pegolf Norwegia itu meraih gelar keempat LET sejak South African Women’s Open pada 2013 silam.

Di Bonville Golf Resort, New South Wales, Australia, Skarpnord membukukan 69 untuk unggul dua strokes di depan Hannah Green dan Nuria Iturrios. Dua birdie penentu di hole 17-18, memastikan skor akhir 8-under par 280.

“Sangat senang dapat meraih gelar ini, karena saya merasa kesulitan bisa kembali ke permainan terbaik saya bertahun-tahun belakangan ini,” ujar Skarpnord usai kemenangannya. “Menyambut tahun ini, latihan keras saya betul-betul terbayar. Memiliki finis kedua di Fatima Bint Mubarak Ladies Open, itu salah satu yang membangkitkan kepercayaan diri saya di Australia.”

Skarpnord mengawali putaran finalnya, dengan selisih satu stroke saja dari Madelene Sagstrom yang memimpin di moving day. Bogey di hole pertama, Skarpnord diuntungkan saat Sagstrom membuat double-bogey di hole ketiga. Perburuan titel pun dimulai dari angka yang sama oleh kelima pegolf.

Di hole keenam, Skarpnord unggul cepat dengan birdie yang kemudian bertambah dengan birdie lain di hole 7. Sempat disamai amatir Doey Choi lewat hattrick birdie di hole 9-10-11, Skarpnord meresponnya dengan back-to-back birdie di 10-11.

Drama kembali terbuka ketika bogey Skarpnord di hole 13. Choi tidak dapat mengambil kesempatan setelah double-bogeynya di 14. Kembali imbang setelah bogey di 16, karpnord menggeber birdie putt di hole 17 dan melakukan drive 300 meter lebih di hole terakhir par-5. Dua birdie yang ia dapat, memastikan gelarnya di usia ke-33 tahun.

“Sepuluh tahun lalu, saya hanya ingin bermain golf. Tetapi, selalu ada waktu apakah betul ini jalan hidup saya? Apakah saya dapat bertahan sebagai golfer? Tetapi, saya mencoba menepis itu semua dan saya percaya, golf merupakan pekerjaan yang saya cintai walaupun kondisinya seringkali sulit buat saya. Syukurlah, waktu yang baik selalu ada,” cerita Skarpnord.