DBasia.news – Yannick Noah, petenis Prancis terakhir pemegang gelar Grand Slam, ikut menyuarakan keprihatinannya atas diskriminasi rasial yang tengah terjadi.
Noah mengutarakan kekhawatirannya dan mengutuk kebrutalan serta diskriminasi yang dilakukan polisi kepada warga kulit hitam, terutama pasca kematian George Floyd di Amerika Serikat.
“Hal yang bagus ada atlet muda terlibat, tetapi yang menggangguku adalah bahwa mereka semua (yang terlibat) adalah ras campuran atau kulit hitam,” kata Noah.
Petenis berusia 60 tahun blasteran Kamerun dan Prancis itu memberikan penghormatan atas insiden yang terjadi bersama dengan Gael Monfils dan Jo-Wilfried Tsonga, serta pesepak bola pemenang Piala Dunia Kylian Mbappe.
“Ini adalah ketidakadilan yang harus membuat semua orang sadar. Aku yakin bahwa secara umum polisi melakukan pekerjaan yang sangat baik tetapi ada oknum yang bersikap buruk,” katanya dalam pernyataan protesnya.
Noah secara tegas menyindir bahwa hal yang tak kalah penting adalah bintang olahraga kulit putih di Prancis juga harus terlibat dalam protes.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide