DBasia.news – Legenda MotoGP, Kevin Schwantz menilai Alex Rins terlalu nyaman dengan kondisinya saat ini meski diungguli oleh para rivalnya yang berusia lebih muda.
Alex Rins mengalami penurunan performa yang sangat besar sepanjang musim ini. Keadaan tersebut makin diperparah setelah ia mengalami cedera patah tulang jari saat sedang berlatih menggunakan sepeda balap di Sirkuit Catalunya.
Sang Legenda MotoGP, Kevin Schwantz pun turut memberikan komentar terkait hal tersebut. Menurutnya, pebalap asal Spanyol itu tidak bisa mengeluarkan kemampuan balap sesungguhnya karena ada kekhawatiran besar dalam dirinya akan terjatuh dari motor.
Schwantz juga merasa Alex Rins sama sekali tak termotivasi untuk mengungguli para pebalap yang berusia lebih muda dan punya kemampuan balap lebih baik.
“Ya, Rins terkadang terlihat sangat cepat di latihan. Tapi dia tidak bisa secara konsisten menerjemahkan kecepatan itu di balapan,” kata Schwantz seperti dilansir Speedweek.
“Cara dia melukai dirinya sendiri pada Kamis di Catalunya saat memeriksa trek cukup konyol. Dia menghantam bagian belakang safety car dengan sepeda balapnya,” ia menambahkan.
“Sebagai seorang pebalap profesional, Anda harusnya tetap waspada dan fokus setiap saat. Tidak peduli apakah Anda mengendarai motor balap atau berusaha mendapatkan lebih banyak simpati,” jelasnya.
Ia pun melihat Rins tak benar-benar fokus pada pekerjaannya saat ini dan pikirannya terpecah pada hal lain.
“Saya ragu Rins sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Saya pikir dia merasa terlalu nyaman pada posisinya saat ini. Tapi jika Anda memiliki rekan setim lebih muda yang mengalahkan Anda di setiap balapan, seharusnya Anda tidak merasa nyaman di posisi itu,” ungkapnya.
Menurunnya performa Suzuki yang kian merosot disebabkan oleh hengkangnya Davide Brivio yang memilih hijrah ke Formula 1 untuk bergabung dengan Alpine. Meski para petinggi tim yang bermarkas di Hamamatsu, Jepang, itu membantah hal tersebut, tapi terlihat jelas jika mereka kini kesulitan untuk menemukan konsistensi.
Schwantz pun mengaku siap jika diminta oleh Suzuki untuk memainkan peran penting di dalam tim supaya mereka dapat kembali tampil kompetitif.
“Saya merasa bisa memberikan Suzuki bantuan. Saya memang tidak pernah terlibat langsung dalam struktur tim. Biasanya saya hanya mempromosikan merek,” tuturnya.
“Saya merasa bersalah ketika mengambil uang dari Suzuki pada 2017 dan 2018 saat menjadi public relation mereka, dan pada saat yang sama mereka memecat karyawan yang masih layak berada di posisi itu,” ia mengakhiri.