DBasia.news – Mantan pebalap Formula 1 Gerhard Berger menyatakan jika Ferrari terlalu dini di awal musim menggunakan kebijakan team order terhadap kedua pebalapnya.
Mantan pebalap asal Austria itu berpendapat bahwa seharusnya tim berjuluk “Kuda Jingkrak” itu memberi kesempatan yang sama kepada Charles Leclerc untuk sama-sama bertarung di lomba bersama rekan satu timnya, Sebastian Vettel, juara dunia empat kali.
“Aku rasa saat ini permainan masih terbuka,” kata Berger ketika peluncuran German Touring Car series di London, seperti dikutip Reuters, Jumat.
Team order adalah istilah yang digunakan untuk perintah dari pimpinan tim kepada salah satu pebalapnya agar mengalah untuk berbagai tujuan, terutama untuk menjaga peluang meraih poin maksimal.
Berger memandang Leclerc, pebalap berusia 21 tahun asal Monako itu adalah sosok pebalap muda yang mampu memenangi kejuaraan.
“Aku kira tidak cukup bilang ‘yang satu lebih berpengalaman, sementara yang ini belum berpengalaman’. Jadi kita beri kesempatan yang lebih berpengalaman. Aku rasa biarkan saja (mereka) membalap.”
Leclerc kini terpaut satu poin di bawah Vettel, yang berada di peringkat empat klasemen pebalap hingga balapan seri ketiga di China.
Leclerc mencuri perhatian ketika merebut pole position di Bahrain dan hampir mengunci kemenangan di sana jika saja tidak mengalami masalah mesin di 10 lap terakhir.
Di China, pebalap yang bertukar bangku dengan Kimi Raikkonen itu harus mematuhi perintah tim di lap ke-11 untuk memberikan jalan bagi Vettel sebagai salah satu upaya tim mengejar dua pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, yang berada di depan.
Namun, sayangnya team order itu gagal dimanfaatkan sang pebalap Jerman untuk mengejar dua pebalap Mercedes, yang mencetak hat-trick finis 1-2 musim ini. Vettel finis di P3, sementara Leclerc P5.
Kepala tim Ferrari Mattia Binotto membela diri soal kebijakan team order itu dan mengatakan jika kedua pebalap memiliki kesempatan yang sama, 50-50 dalam situasi yang serupa.
Berger, yang dulunya menjadi rekan satu tim juara dunia tiga kali Ayrton Senna di awal 1990, mengaku tidak ingat mendapatkan team order, namun memahaminya jika kebijakan itu masuk akal di akhir musim.
“Aku rasa pertanyaannya adalah kapan itu (bisa diterima) dan apakah itu benar-benar tidak memberikan kesempatan seseorang untuk memenangi kejuaraan? Dan jika dilakukan di balapan pertama atau kedua, aku tidak setuju,” kata Berger.
Ketika ditanya apakah Leclerc, yang memiliki debut bagus bersama Sauber tahun lalu, terlalu dini dipromosikan oleh Ferrari, Berger menjawab “tidak sama sekali.”
“Setiap saat, Ferrari selalu menempatkan dua pebalap tercepat di mobil mereka dan meyakinkan jika potensi mereka dikeluarkan secara maksimal,”
“Aku rasa itu hanya masalah waktu dan keputusan yang tepat.”
Berger, yang menghabiskan separuh karir F1-nya bersama Ferrari, mengaku dia terkesan dengan kepemimpinan Binotto, sejak mengambil alih posisi kepala tim pada Januari menggantikan Maurizio Arrivabene.
“Dulu aku tidak bisa memiliki kesempatan untuk minum espresso di sana karena mereka seperti tim yang asing, entah ketika kalian bersama mereka siang dan malam atau pun ketika tidak bersama mereka.”
“Kami selalu menjadi bagian keluarga Ferrari dan tiba-tiba kami tidak merasakan hal itu lagi. Dan sekarang ketika aku di Bahrain hal itu berubah lagi. Aku di sana meminum kopiku dan semua orang bahagia,” kata Berger.