DBasia.news – Sanksi yang menimpa Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan bagi Lembaga Anti Dopping Indonesia (LADI). Setelah berhasil menyelesaikan polemik sanksi, LADI akhirnya berbenah menjadi lebih baik.
Sebagai lembaga anti dopping di Indonesia, LADI menjadi pihak yang terkena imbas paling besar. Publik berbondong-bondong memberikan kritik pedas terhadap kinerja LADI.
Namun, semua berubah usai Indonesia berhasil bebas dari sanksi WADA. LADI akhirnya bertransformasi lebih baik dengan menjadi lembaga yang benar-benar baru. Dibuktikan dengan peresmian perubahan nama LADI menjadi IADO (Indonesia Anti Dopping Organization).
“Kasus ini telah membuat mata kita terbuka. Mungkin tanpa kejadian ini, transformasi sulit terjadi,” tutur Ketua LADI Mustafa Fauzi saat konferensi pers, Jumat (4/1) di Gedung Kemenpora, Jakarta pusat.
“Bapak presiden dan seluruh jajaran menteri mendukung penuh transformasi ini. Kita saling bahu-membahu untuk melakukan perubahan,” tambahnya.
Salah satunya dengan membenahi struktur organisasi. LADI akan menjadi organisasi independen, dengan tujuan menghindari kepentingan-kepentingan individu.
“Kali ini kami jamin terbebas dari kepentingan-kepentingan, sehingga bisa berdiri independen,” kata Mustafa.
Meskipun telah terbebas dari sanksi yang dikeluarkan WADA, LADI belum bisa sepenuhnya tenang. Ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan mengingat Indonesia masih diawasi oleh WADA.
“Kita masih ada tugas berat. Tiga bulan ini kita masih di evaluasi oleh WADA,” tutup Mustafa.