KTM Buka Suara Soal Tudingan Mengekor Ducati

DBasia.news – Keputusan KTM dalam membawa beberapa orang penting di Ducati menimbulkan permasalahan yang baru. Kini publik sebut tim asal Austria itu sudah kehilangan jati dirinya lantaran berusaha mengekor Ducati.

Sebagaimana diketahui, sejak musim 2022, KTM melakukan terobosan besar dengan membajak Fabio Sterlacchini dari tangan Ducati. Mantan tangan kanan Gigi Dall’Igna ini diberikan kepercayaan untuk mengisi posisi sebagai project manager.

Tidak berhenti sampai di sini saja, terbaru KTM juga merekrut teknisi Ducati lainnya. Dia adalah Alberto Giribuola, sosok dibalik kesuksesan Enea Bastianini dan Andrea Dovizioso.

Namun langkah yang dilakukan KTM menimbulkan polemik baru. Publik merasa keberadaan orang penting Ducati membuat KTM kehilangan identitasnya. Banyak pihak yang menuduh KTM berusaha menjadi seperti Ducati.

Manager KTM, Francesco Guidotti lantas menjawab tuduhan tersebut. Guidotti menyebut kehadiran mereka semata-mata hanya untuk meningkatkan performa KTM, bukan mengubah timnya menjadi Ducati kedua.

“Yang terakhir (Alberto Giribuola), ditempatkan di posisi yang tidak kami miliki sebelumnya. Dia seorang teknisi performa, posisi yang tidak ada di KTM sebelumnya,” kata Guidotti.

“(Alberto) tahu segalanya mengenai Ducati, tim yang harus kita kalahkan saat sekarang. Ini menjadi kesempatan bagus untuk melihat arah mana yang harus kami ambil,” tambahnya.

Guidotti turut menyinggung opini publik yang menyebut KTM sengaja merekrut dua orang tersebut untuk melemahkan Ducati. Menurut Guidotti, hengkangnya Fabio dan Alberto tidak akan memberikan dampak signifikan pada kekuatan Ducati.

“Jika Ducati membiarkan orang-orang ini pergi, maka mereka cukup kuat untuk melakukan sesuatu tanpa kehadiran mereka. Mereka (Ducati) mampu menciptakan cara kerja di mana orang-orang itu dapat digantikan. Saya pikir Ducati tidak akan menderita,” kata Guidotti.

“Kita lihat saja apakah itu akan benar-benar terjadi, tetapi untuk saat ini KTM memiliki pekerjaan besar yang harus dilakukan. Juga karena kesalahan awal akan mendatangkan kritik. Seperti yang selalu terjadi di kompetisi selevel ini,” tutupnya.