DBasia.news – Momen buruk yang dialami Honda sejak musim 2020 turut membawa Pol Espargaro terseret dalam krisis, performanya kian merosot hingga balapan terakhir di Assen.
Pol Espargaro memilih hengkang dari KTM pada akhir musim 2020 demi bergabung dengan Repsol Honda. Pebalap berusia 30 tahun itu mengaku mencari tantangan baru dan mengambil langkah maju dalam kariernya.
Sebelum menjajal motor RC213V untuk pertama kalinya, rider berjuluk Polyccio tersebut berambisi bisa merengkuh podium dan memenangkan balapan bersama pabrikan asal Jepang itu.
Setelah sembilan balapan berlalu, kenyataan dan harapan tak sejalan. Situasinya saat ini sangat berbanding terbalik dengan perkiraannya. Espargaro hanya berada di peringkat ke-12 dalam klasemen sementara pebalap dengan raihan 41 poin.
Hasil terbaiknya sejauh ini adalah finis kedelapan di MotoGP Qatar serta Prancis. Sulitnya adaptasi dengan motor RC213V menjadi salah satu penyebab dirinya tampil buruk. Espargaro bahkan telah mengalami crash sebanyak 13 kali sepanjang 2021, lebih dari empat musim selama ia memperkuat KTM.
Faktanya, pendahulu Espargaro, Alex Marquez, meraih lebih banyak poin di periode yang sama. Adik Marc Marquez tersebut mencapai angka 47 di saat MotoGP menyambangi Le Mans.
Kala itu, Alex Marquez finis kedua di MotoGP Prancis, yang menandai raihan podium perdananya di kelas premier. Tentu saja hal tersebut adalah sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan Pol Espargaro.
-
Pertaruhan Nakagami Untuk Bertahan di Kelas Premier MotoGP
-
KTM Kecewa Berat Jelang Musim MotoGP 2023
-
Keberhasilan Alex Marquez Buat Sang Kakak Iri
-
Akui Masih Berseteru dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Tidak Ingin Ngobrol dengan The Doctor
-
Ini Satu Kalimat Marc Marquez ke sang Adik Alex Marquez Setelah Dikalahkan saat Tes MotoGP Portimao