DBasia.news – Anggaran yang minim buat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur telah melakukan penyesuaian dalam Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100/V proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara.
Dari penelusuran, anggaran KONI Jatim dari APBD 2023 Pemprov Jatim yang diposkan ke Dispora Jatim hanya sebesar Rp 50 miliar. Angka ini jauh dibandingkan anggaran untuk KONI DKI Jakarta tahun 2023 yang mencapai Rp 270 miliar. Tak hanya itu, anggaran KONI Jatim juga kalah dari KONI Bekasi yang mendapat dana hibah untuk tahun 2022 senilai Rp 53 miliar.
Kecilnya anggaran membuat KONI Jatim kesulitan menyusun program. Direktur Badan Pelaksana (Bapel) Puslatda KONI Jatim, Irmantara Subagjo mengatakan dengan minimnya anggaran perlu melakukan penyesuaian program.
Penyesuaian ini berdampak kepada uang pembinaan atlet, penyediaan sarana prasarana, hingga program latihan seperti try out ke luar negeri atau mendatangkan pelatih asing. Bahkan, karena anggaran yang minim, KONI Jatim hanya akan merekrut atlet-atlet yang benar-benar memiliki prestasi dan peluang besar meraih emas.
“Untuk kali ini tidak ada training camp luar negeri dan mungkin juga bantuan untuk pelatih asing. Yang kami fasilitasi adalah yang punya track record meraih emas atau perak di PON Papua, kemudian emas dan perak di kejurnas dan atlet Pelatnas,” kata Irmantara Subagjo.
Menurutnya, Pra PON kali ini akan lebih berat. Sebab, tidak ada wildcard bagi peraih juara di PON Papua lalu, sehingga mereka harus turun mengikuti Pra PON untuk mencari tiket ke PON.
“Yang penting target kami di Pra PON ini harus bisa lolos sebanyak mungkin. Wildcard hanya untuk tuan rumah saja. Jadi Pra PON nanti semakin berat,” ucap pria yang akrab disapa Ibag ini.
“Dengan minimnya anggaran, KONI Jatim nantinya hanya mengirim atlet yang memiliki potensi besar juara saja saat PON. Artinya, pada saat Pra PON mereka harus juara atau medali emas. Kalau hanya sekadar lolos atau memenuhi kuota lolos PON, kemungkinan tidak akan diberangkatkan ke PON,” tandas pria yang juga Dosen di Universitas Negeri Surabaya itu.
Sementara ini ada 477 atlet, 115 pelatih dan 17 mekanik yang masuk Puslatda berlaku mulai Januari 2023 hingga berakhirnya Pra PON nanti. Sesuai jadwal yang sudah dirilis KONI Pusat, bulan September adalah batas akhir penyelenggaraan Pra PON.