DBasia.news – Ketika Marc Marquez mengakhiri lomba di posisi pertama sekaligus memastikan titel juara dunia pada lomba putaran ke-15 MotoGP 2019 di Sirkuit Buriram, Thailand, akhir pekan lalu, rekan setimnya, Jorge Lorenzo bermuram durja.
Alasannya adalah untuk kesekian kali, pembalap Repsol Honda itu gagal bersinar di atas motor RC213V pada saat Marquez seakan bisa melakukan segalanya.
Lorenzo hanya finis finis 18 MotoGP Thailand atau berselisih 54,723 detik dari Marquez sebagai pemenang lomba.
Keterpurukan Lorenzo pada musim debutnya bersama Honda turut jadi perhatian pembalap penguji pabrikan asal Jepang itu, Stefan Bradl.
Dia bahkan berkomentar blak-blakan: “Saya sedikit kasihan kepadanya.”
Ya, Bradl punya alasan jelas berbicara seperti itu. Menurutnya ia sempat mengikuti sesi rapat teknis kru tim Lorenzo usai latihan bebas MotoGP Aragon, akhir September lalu.
Menurutnya pada sesi itu, Bradl sadar betul Lorenzo punya kesulitan sangat besar untuk menaklukkan motor RC213V. “Hasil lomba yang diraihnya menunjukkan level kekhawatiran yang begitu tinggi,” kata Stefan Bradl.
“Saya mengamati sangat dekat situasi yang sedang dialami Lorenzo di Aragon. Saya minta maaf kepadanya, karena ia telah kalah pertarungan. Dia bahkan tidak tahu harus memulai dari mana dengan motornya,” tambahnya.
Bradl menyebut situasi yang dialami Lorenzo semakin berat. Karena rekan satu timnya, Marquez bisa berbuat banyak di atas motor yang tidak bisa ia taklukkan. “Problem utama adalah Lorenzo tidak merasa percaya diri dengan motor Honda. Saat sama, Marc justru melakukan segalanya dengan motor tersebut,” Bradl mengungkapkan.