DBasia.news – Kobe Bryant merupakan pebasket bertabur prestasi, tapi sepanjang kariernya pemain yang menjuluki diri sebagai Black Mamba itu hanya sekali dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) NBA pada 6 Mei 2008.
MVP NBA 2008 boleh dibilang menjadi gelar individual paling bergengsi yang pernah dimenangi Bryant kala itu, melampaui raihan sebagai Top Skor NBA dua musim beruntun pada 2006 dan 2007 serta menjuarai kontes dunk NBA pada musim debutnya 11 tahun sebelumnya.
Tentu saja, Bryant juga sudah memiliki sederet prestasi lain seperti NBA All-Star, All-NBA First Team dan NBA All-Defensive First Team yang sudah dimenangi sebelumnya.
Tetapi, gelar MVP NBA 2008 seolah menjadi jawaban terbesar bagi Bryant atas kritik yang deras diarahkan kepadanya sebagai “penumpang” dari raihan trituntun juara NBA Lakers pada 2000-2002, yang kerap disebut-sebut hanya dan hanya terjadi karena Shaquille O’Neal.
Selepas kalah melawan Detroit Pistons di final NBA 2004, O’Neal pergi dari Lakers ke Miami Heat dalam skema pertukaran, demikian juga pelatih kepala Phil Jackson yang kontraknya tak diperpanjang.
O’Neal tak pernah kembali, tapi Jackson akhirnya melatih Lakers lagi semusim berselang dan Bryant yang diketahui sempat terlibat cekcok dengannya mendukung keputusan tim. Kerja sama keduanya cukup berbuah positif, antara lain torehan 81 poin melawan Toronto Raptors pada 22 Januai 2006 yang merupakan rekor angka terbanyak Bryant dalam gim NBA.
Sejak musim itu, Bryant secara perlahan tapi pasti mengajak Lakers beranjak dari O’Neal dan menempatkan dirinya sebagai sokoguru kekuatan klub tersukses sepanjang sejarah NBA itu.
Musim 2007/08 kegemilangan karier Bryant di Lakers seolah berada di fase lepas landas. Pada 23 Desember 2007, Bryant memecahkan rekor sebagai pemain termuda di NBA yang melampaui raihan 20.000 poin (rekor yang belakangan dilewati oleh LeBron James) dalam usia 29 tahun 122 hari.
Kendati sempat mengalami cedera jari kelingking tangan kanannya pada 5 Februari 2008, Bryant selalu bermain dalam 82 pertandingan musim reguler 2007/08 untuk Lakers dengan rata-rata penampilan 38,9 menit.
Kobe Bryant (kanan) mencium pipi putri sulungnya Natalia selepas menerima trofi Pemain Terbaik (MVP) NBA musim 2007/08 jelang gim kedua semifinal Wilayah Barat melawan Utah Jazz di Staples Center, California, Amerika Serikat, pada 7 Mei 2008, sehari setelah diumumkan sebagai pemenang anugerah tahunan tersebut. (ANTARA/AFP/GETTY IMAGES/Stephen Dunn)
Bryant membukukan rataan 28,3 poin, 6,3 rebound dan 5,4 assist per gim dengan tingkat akurasi 45,9 persen tembakan terbuka, 36,1 persen tripoin dan 84 persen lemparan bebas.
Dibantu Pau Gasol yang tiba lewat skema pertukaran berbekal status anggota tim All-Star, Bryant mengantarkan Lakers memuncaki klasemen musim reguler Wilayah Barat dengan catatan 57 kemenangan dan 25 kekalahan.
Setelah Lakers menyingkirkan Denver Nuggets dari putaran pertama playoff Wilayah Barat lewat empat gim langsung, nama Bryant diumumkan sebagai MVP NBA 2008.
“Tentu saja, Kobe pantas memenanginya,” kata Komisioner NBA David Stern kala itu, demikian dilaporkan oleh kolumnis harian Press Telegram, Doug Krikorian.
“Ia menjalani musim gemilang lagi. Tak mengagetkan, tidak bagi saya,” ujarnya lagi.
Kombinasi baru Bryant, Gasol dan Jackson sukses mengantarkan Lakers mencapai partai final perdana setelah ditinggal O’Neal, melewati Nuggets, Utah Jazz dan juara bertahan NBA San Antonio Spurs.
Sayangnya, di babak final Bryant dan Lakers gagal memenuhi ambisi juara lantaran berbenturan dengan Boston Celtics yang kala itu ditangani Doc Rivers dan punya kekuatan Big 3 berupa Paul Pierce, Kevin Garnett dan Ray Allen. Lakers kalah 2-4 dari Celtics dalam enam gim.
Pun demikian, Lakers rupanya cuma butuh setahun untuk melunasi ambisi kembali jadi juara. Sebab pada 2009 dan 2010 Bryant sukses mengantarkan Lakers menjadi juara dua musim berturut-turut.
Tak salah jika menyebut gelar MVP NBA 2008 adalah titik balik utama menuju puncak karier Bryant di Lakers.