DBasia.news – French Open musim 2020 memiliki juara baru di nomor tunggal putri setelah Iga Swiatek menjadi petenis pertama dari Polandia yang naik podium juara di Roland Garros.
Petenis berusia 19 tahun menghadapi juara Grand Slam di Melbourne musim ini, Sofia Kenin di final French Open. Kemenangan dua set langsung yang ia kantongi memperlihatkan dominasinya di Grand Slam tersebut.
Seperti halnya petenis lain, petenis peringkat 54 dunia memiliki inspirasi dan ia tidak merasa malu untuk mengungkapkannya. Ia percaya bahwa ia mengikuti sosok terbaik demi mendapatkan hasil terbaik.
Oleh karenanya, ia selalu mengagumi Rafael Nadal. Juara 12 kali di French Open, Nadal tanpa diragukan menjadi inspirasi bagi banyak petenis dan petenis peringkat 54 dunia adalah salah satu dari petenis yang mengidolakan Nadal.
“Ini sungguh tidak bisa dipercaya bagi saya karena saya selalu menyaksikan setiap musim bagaimana Rafa mengangkat trofi ini. Jadi, sungguh tidak bisa dipercaya bahwa saya berada di tempat yang sama,” seru Swiatek.
Petenis berkebangsaan Polandia melalui perjalanan bak kisah dongeng di Roland Garros musim ini. petenis non unggulan tersebut semakin menonjol setelah membawa pulang gelar French Open tanpa kehilangan satu set pun.
Di sepanjang perhelatan Grand Slam di clay-court musim ini, ia hanya kehilangan 28 game dan bagi petenis semuda dirinya, statistik tersebut tentu sangat mengagumkan.
Ia menghadapi petenis berkebangsaan Belanda, EugenieBouchard di babak ketiga dan mengalahkannya dengan dua set langsung, sehingga ia membukukan babak keempat melawan petenis unggulan pertama sekaligus juara French Open musim 2018, Simona Halep.
Pertemuan tersebut mencuatkan kembali kenangan tentang pertemuan mereka di Grand Slam yang sama pada musim lalu, tetapi kali ini petenis berkebangsaan Polandia membalaskan kekalahan memalukan dari Halep pada musim lalu dengan menundukkannya dengan dua set langsung.
Kemenangan atas Halep menjadi suntikan kepercayaan diri yang paling ia butuhkan, meski ia tidak menghadapi laga yang lebih kompetitif di perempatfinal maupun semifinal.
Partai puncak melawan Kenin menjadi rintangan terakhir yang harus ia lalui. Kenin sendiri mengincar gelar Grand Slam kedua dalam kariernya pada musim ini, sehingga banyak pihak memperkirakan ia akan bisa membawa pulang gelar tersebut.
Namun, perkiraan banyak pihak terbukti salah. Petenis berkebangsaan Polandia mempertahankan kemenangan dua set langsung setelah berhasil mendominasi partai puncak.
Peningkatan yang begitu drastis dengan permainan yang mumpuni mencuatkan kekaguman dari seluruh penjuru dunia. Tanpa diragukan, Swiatek akan menjadi hal besar selanjutnya di dunia tenis.