Kisah Tim Kursi Roda Basket yang Jadi Primadona Masyarakat di Asian Para Games 2018

Tim Kursi Roda Basket

DBasia.news – Kisah menarik tertuang dalam cabang olahraga kursi roda basket. Meski tak menjadi unggulan pada Asian Para Games 2018, dukungan kepada tim nasional kursi roda basket Indonesia menjadi yang paling riuh selama Asian Para Games 2018. Tak peduli berapa skor akhir pertandingan Indonesia, suporter tetap berdiri, mendukung, dan tidak meninggalkan venue sebelum peluit panjang berbunyi.

Tim nasional kursi roda basket Indonesia dimulai dari satu orang yakni Donald Santoso. Pria yang tumbuh besar di Amerika Serikat itu kembali ke tanah air hanya demi satu tujuan yaitu mencari dan membentuk tim nasional kursi roda basket Indonesia.

Impian Donald terwujud. Sebanyak 12 pemain terkumpul dan tim nasional basket kursi roda Indonesia akhirnya terbentuk.

Selama sembilan bulan tim nasional kursi roda basket Indonesia berlatih. Tak ada satupun dari mereka kecuali Donald yang memiliki kemampuan bermaim basket sejak awal. Tim ini benar-benar memulai semuanya dari nol.

 

Tim Kursi Roda Basket


Hasil latihan tim nasional kursi roda basket Indonesia akhirnya harus diuji pada Asian Para Games 2018. Tim asuhan Fajar Brilianto itu berjumpa dengan kekuatan besar Asia seperti Iran, China, Thailand, Iraq, dan Malaysia.

Indonesia tidak bisa meraih kemenangan dari kelima tim tersebut. Selisih poin bahkan cukup jauh di setiap pertandingan. Namun, suara teriakan tak pernah sepi dari Hall Basket Senayan.

“Saya bangga dengan tim ini. Mereka baru sembilan bulan berlatih, berkumpul, memulai dari nol, tetapi mereka sudah sangat dicintai masyarakat Indonesia,” ujar pelatih tim kursi roda basket Indonesia, Fajar Brilianto, kepada BolaSkor.com.

“Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia. Kami memang belum bisa memberikan permainan yang terbaik, tetapi ini proses, suatu saat nanti kami pasti bisa meraih kemenangan,” kata Fajar.

Dukungan yang luar biasa dari masyarakat Indoensia juga tidak pernah dibayangkan Donald sebelumnya. Pebasket yang pernah bermain untuk Phoenix Suns tersebut bahkan tak kuasa menahan air mata setiap kali mengucapkan salam seusai pertandingan.

“Terima kasih kepada semua yang sudah memberi dukungan. Kami masih dalam proses, latihan akan terus berjalan setelah ini. Tetaplah mendukung kami seperti ini,” ujar Donald.

Terjatuh dan Bangkit Lagi

Hampir seluruh pemain di tim nasional kursi roda basket Indonesia memulai dari cabang olahraga lain. Danu Kuswantoro satu di antaranya. Ia sebelumnya lebih menekuni bulu tangkis sebelum bermain basket.

Danu merasa terpanggil bermain basket setelah melihat bagaimana perjuangan Donald. Semua dimulai Danu dari nol hingga akhirnya bisa tampil pada Asian Para Games 2018.

“Sempat ada keraguan dalam diri apakah saya bisa bermain basket? Hal tersebut hilang setelah melihat Donald,” ujar Danu.

“Donald begitu semangat dan yakin bisa membentuk tim kursi roda basket. Saat itu saya berpikir untuk membantu dia mewujudkan mimpi itu,” sambungnya.

 

Tim Kursi Roda Basket


Bermain basket dengan kursi roda tentu bukan perkara mudah. Insiden terjatuh di lapangan sering kali dialami Danu.

Perasaan malu menghinggapi Danu saat selalu terjatuh di lapangan. Lambat laun perasaan itu justru hilang dan berubah menjadi kebanggaan.

“Awalnya tentu malu kalau terjatuh di lapangan. Seperti tidak bisa berbuat apa-apa dan merasa payah sekali,” tutur Danu.

“Akan tetapi, teriakan dan sorakan penonton yang menyemangati saya untuk bangkit menjadi motivasi. Sekarang sudah tidak ada lagi rasa malu. Terjatuh di lapangan itu hal yang biasa,” ujar pria kelahiran 1966 itu.

Danu merupakan pemain yang perkembangannya paling pesat di dalam tim. Meski memiliki dasar olahraga bulu tangkis, Danu bisa cepat belajar bagaimana cara bermain basket yang baik.

“Danu itu perkembangannya paling pesat. Dulu menembak saja tidak bisa, sekarang dia sudah berani membawa bola di samping Donald dan membantu serangan,” ujar Fajar.

Perjuangan tim nasional kursi roda basket Indonesia belum berakhir meski Asian Para Games 2018 telah berakhir. Donald dkk. kini mengalihkan fokus ke ASEAN Para Games 2019 di Filipina.

“Kami coba perlahan. Berikutnya adalah ASEAN Para Games pertama bagi kami. Semoga hasilnya bisa lebih baik dari di sini,” tutur Fajar.