DBasia.news – Asian Para Games 2018 sebentar lagi memasuki ujung penyelenggaraan. Penutupan ajang empat tahunan tersebut bakal berlangsung pada Sabtu (13/10).
Selama Asian Para Games 2018 berlangsung, berbagai pihak bekerja sama untuk memastikan kelancaran ajang tersebut. Mulai dari staff, panitia penyelenggara hingga relawan.
Kenalkan, Melika Thalia Ruth, seorang relawan yang bertugas pada Asian Para Games 2018. Melika, demikian dia biasa dipanggil, mengaku mendengar peluang menjadi relawan dari temannya.
“Setelah mendengar tentang Asian Para Games 2018, saya langsung mendaftar karena ingin menjadi bagian dari sejarah. Ajang ini kan baru kali pertama berlangsung di Indonesia,” ujar Melika ketika ditemui BolaSkor.com.
Menurut dara berusia 22 tahun tersebut, banyak perubahan yang dia alami setelah menjadi relawan Asian Para Games 2018. Melika menilai, penyandang disabilitas tidak perlu dikasihani, tetapi dibantu.
“Setelah menjadi relawan pada Asian Para Games 2018, saya merasa seharusnya orang-orang Indonesia lebih menyamaratakan orang-orang difabel, jangan memandang mereka sebelah mata,” kata Melika.
“Sebelum ikut Asian Para Games 2018, saya sering merasa kasihan ketika melihat kaum difabel. Namun, setelah menjadi relawan, saya paham mereka itu tidak meminta belas kasihan, tetapi ingin diakui,” lanjutnya.
Gadis berdarah Sunda dan Batak itu merasa lebih bersyukur setelah menjadi relawan Asian Para Games 2018. Selain itu, dia juga berharap orang-orang di Indonesia bisa melakukan hal serupa.
Relawan Cantik Asian Para Games 2018
“Saya berharap setelah Asian Para Games 2018 orang-orang Indonesia lebih bersyukur, tidak banyak mengeluh, dan sadar mereka memiliki negara yang luar biasa,” tutur Melika.
Melika juga bangga karena atlet-atlet asing yang berlaga pada Asian Para Games 2018 memiliki kesan bagus untuk Indonesia. Namun, lulusan Universitas Kristen Indonesia itu menyerukan keramahan tersebut tidak hanya berlangsung pada Asian Para Games 2018.
“Menurut saya, akses orang-orang disabilitas di Indonesia dipermudah, tidak hanya saat Asian Para Games 2018 saja. Sebelumnya, saya merasa banyak orang yang tidak peduli dengan kaum difabel,” Melika mengungkapkan pendapatnya.
“Sejujurnya, di Jakarta akses untuk orang-orang disabilitas masih kurang. Misalnya, trotoar masih terlalu tinggi hingga kaum difabel kesulitan, lalu saya merasa fasilitas umum masih kurang memadai, termasuk transportasi.”
“Sejauh yang saya lihat, orang-orang di mall masih kurang peka dan tidak mengutamakan kaum difabel. Contohnya, saat mau masuk lift, orang-orang tidak mengutamakan orang yang disabilitas,” kata Melika menceritakan pengalamannya.
Selama menjadi relawan Asian Para Games 2018, Melika mengaku tidak memiliki banyak kesulitan. Melika hanya sempat kesulitan berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Melika berharap ajang seperti Asian Para Games 2018 dapat terus berlangsung di Indonesia. Pasalnya, dia menganggap kompetisi seperti itu merupakan wadah penyandang disabilitas menunjukkan kemampuan.
Bantuan dari orang-orang di balik layar seperti relawan penting untuk ajang seperti Asian Para Games 2018. Tanpa kehadiran orang-orang di balik layar, belum tentu kompetisi sebesar itu bisa berlangsung lancar.
Sementara itu, bagi para relawan, terdapat pelajaran yang bisa dipetik dari ajang semacam Asian Para Games 2018. Melika Thalia Ruth merup akan contoh orang yang mendapatkan pelajaran dari Asian Para Games 2018.