DBasia.news – Juara bertahan ATP Finals, Daniil Medvedev mengakhiri musim 2020 sebagai petenis yang patut diperhitungkan, tetapi bukan berarti ia tidak menghadapi rintangan pada musim lalu.
Petenis peringkat 4 dunia, Medvedev mengungkapkan, “Saya tentu menghadapi beberapa masalah, terutama ketika saya tidak bermain dengan baik. Saya terkadang kehilangan kesabaran saya. Saya tidak lolos ke satu final pun dan itu merasuki benak anda.”
Petenis berkebangsaan Rusia memenangkan empat pertandingan pertama pada musim 2020 di ATP Cup dan melaju ke semifinal US Open, tetapi ia melaju ke final di dua turnamen terakhir pada musim 2020 setelah sebelumnya ia baru mencatatkan 18-10 dan belum melakoni satu final pun pada musim 2020.
Ciri khas petenis berusia 24 tahun adalah membuat lawannya merasa frustasi. Tetapi seiring dengan berjalannya musim 2020, tampaknya ia yang paling sering membuat dirinya sendiri frustasi dengan permainannya.
Pertahanan juara Paris Masters musim 2020 yang biasanya tidak tertembus memperlihatkan celah dan dampak mematikan dari permainannya kepada lawan tampak tidak seperti biasanya. Lawan-lawannya pun perlahan mulai menemukan ritme permainan mereka melawan petenis berkebangsaan Rusia dan ia sendiri malah kehilangan permainannya.
“Tenis bukan olahraga yang mudah. Sulit untuk menjelaskan beberapa hal yang terjadi. Ketika anda terpuruk, anda harus menemukan cara terbaik untuk bangun dengan cepat. Saya hanya ingin memperlihatkan bahwa saya bisa memainkan permainan apik dan mengalahkan petenis handal,” jelas Medvedev.
Petenis peringkat 4 dunia tiba di Paris Masters musim 2020 dengan catatan 1-3 di turnamen tersebut, tetapi ia pulang dengan mengantongi gelar turnamen Masters 1000 ketiga dalam kariernya. Prestasi tersebut menjadi momentum bagi petenis berkebangsaan Rusia menuju ATP Finals di mana ia mencatatkan 0-3 di turnamen yang sama pada musim 2019.
Di ATP Finals musim 2020, petenis berusia 24 tahun memperlihatkan beberapa permainan tercerdas dan paling tangkas dalam kariernya. Ia tampil impresif di sepanjang fase grup dengan memenangkan ketiga laga tanpa kehilangan satu set pun sebelum menjadi petenis pertama yang mengalahkan ketiga petenis peringkat 3 besar dalam satu turnamen.
Ia mengalahkan petenis peringkat 1 dunia, Novak Djokovic di fase grup, petenis peringkat 2 dunia, Rafael Nadal di semifinal, dan petenis peringkat 3 dunia, Dominic Thiem di final.
Melalui perjalanan naik turun, petenis berkebangsaan Rusia bertahan di jalur yang tepat pada musim 2020. Jelang melakoni musim yang baru, ia pun tidak akan berpuas diri.
“Kami berusaha bekerja keras setiap hari demi membuat saya menjadi petenis yang lebih baik,” tukas Medvedev.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide