DBasia.news – Ketika Novak Djokovic dan Diego Schwartzman bertemu untuk kali kelima di final Italian Open, Roma musim ini, kedua petenis tidak hanya akan berjuang demi gelar, tetapi juga target masing-masing.
Setelah mencatatkan Career Golden Masters (memenangkan kesembilan turnamen Masters 1000) untuk kali kedua di Cincinnati Open (Western & Southern Open) bulan lalu, petenis peringkat 1 dunia mengantongi 35 gelar turnamen Masters 1000, bergabung dengan Rafael Nadal yang telah mencapai prestasi tersebut. Final Italian Open musim ini memberikan peluang baginya untuk melampaui Nadal dengan memenangkan gelar ke-36.
Bintang tenis Serbia hanya kehilangan satu set dalam perjalanan menuju final Italian Open kesepuluh dan telah mencatatkan 30-1 pada musim ini.
“Turnamen Masters 1000 sama pentingnya dengan turnamen besar lainnya. Di turnamen itu saya ingin tampil dengan performa terbaik, selain di Grand Slam dan ATP Finals. Final di turnamen sebesar itu berarti banyak bagi saya, bahkan setelah 15 musim saya berkiprah di dunia tenis. Saya masih termotivasi untuk memenangkan gelar. Untuk hal itu saya bekerja keras seperti petenis lainnya,” jelas Djokovic.
Di seberang net, petenis berkebangsaan Argentina terpaut satu kemenangan lagi demi menembus peringkat 10 besar dunia untuk kali pertama dalam kariernya. Ia bisa mendapatkan hal tersebut dengan menundukkan Djokovic untuk kali pertama sekaligus memenangkan gelar turnamen Masters 1000 pertama dalam kariernya.
Sampai saat ini, petenis peringkat 1 dunia mendominasi head to head mereka dengan 4-0, tetapi ia harus tetap waspada menghadapi petenis berkebangsaan Argentina. Kedua petenis bertemu di semifinal Italian Open musim lalu yang dimenangkan bintang tenis Serbia dengan tiga set setelah bertarung selama 2 jam 31 menit.
Juara Australian Open musim ini akan menghadapi lawan yang tengah berada dalam performa terbaik. Schwartzman hanya kehilangan satu set dalam perjalanan menuju perempatfinal dan di babak itu ia mengantongi kemenangan pertama dari sepuluh pertemuan melawan juara Italian Open sebanyak sembilan kali, Rafael Nadal. Schwartzman mendeskripsikan kemenangan dua set langsung tersebut sebagai pertandingan terbaik yang pernah ia lakoni.
“Diego memainkan pertandingan terbaik dalam kariernya (melawan Nadal). Ia juga sangat impresif. Dan hal itu membuktikan bahwa apapun mungkin terjadi, bahkan melawan Nadal yang mungkin menjadi salah satu tantangan terberat ketika bermain di clay-court. Tetapi ia berhasil memenangkannya dengan dua set langsung, jadi, hal itu membuktikan kualitas permainannya,” jelas Djokovic.
Peluang menembus peringkat 10 besar untuk kali pertama dan memenangkan gelar terbesar dalam kariernya untuk saat ini, mungkin akan menjadi pertandingan terbesar dalam karier petenis berkebangsaan Argentina. Petenis peringkat 15 dunia tersebut siap untuk mendorong dirinya sendiri demi mewujudkan dua mimpinya tersebut.
“Saya memiliki dua mimpi. Pertama adalah memenangkan turnamen sebesar ini dan kedua, menjadi petenis peringkat 10 besar. Kedua peluang itu ada di final kali ini melawan Novak. Saya tahu itu akan sangat menyulitkan. Saya harus bermain lebih dari 100 persen,” ungkap Schwartzman.
“Saya tidak ingin mengatakan mustahil, karena itu tidak mustahil. Saya tahu saya bisa mengalahkannya. Tetapi itu akan sangat menyulitkan. Tetapi peluang itu ada di depan mata saya. Saya harus mengerahkan semuanya lebih dari 100 persen.”
Setelah mematahkan catatan sembilan kekalahan beruntun dari Nadal, Schwartzman akan berusaha untuk melakukan hal yang sama ketika melawan Djokovic. Hadiah dari kemenangan di Roma sangat jelas bagi kedua petenis.