DBasia.news – Petenis peringkat dua besar, Novak Djokovic dan Rafael Nadal akan terbang menuju Adelaide, bukan ke Melbourne, untuk menjalani karantina berdasarkan protokol baru yang diumumkan Tennis Australia.
Dengan persetujuan pihak pemerintah Australia bagian Selatan, tiga petenis dengan peringkat teratas, baik putra mau pun putri, akan terbang menuju daerah tersebut. Keputusan tersebut diambil demi meringankan tekanan di Melbourne yang hampir memenuhi kapasitas mereka dengan menyambut 1.000 petenis dengan tim mereka. Adelaide ditetapkan sebagai tempat karantina kira-kira bagi 50 orang jelang Grand Slam pertama pada musim 2021, Australian Open.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, turnamen eksibisi akan digelar di daerah tersebut sebagai bagian dari insetif bagi mereka yang setuju untuk membantu. Jika ketiga petenis peringkat 3 besar mengambil bagian, turnamen tersebut akan menampilkan tiga juara Grand Slam, Djokovic, Nadal, dan Dominic Putra di nomor putra. Sementara nomor putri akan menampilkan Ashleigh Barty, Simona Halep, dan Naomi Osaka. Turnamen eksibisi tersebut akan digelar pada 29 – 30 Januari.
“Kami telah menentukan batas orang-orang yang dapat dikarantina di Melbourne, jadi, kami membutuhkan bantuan,” ungkap turnamen direktur Australian Open, Craig Tiley kepada Tennis Channel.
“Kami mendekati pihak pemerintah Australia bagian Selatan tentang kemungkinan bagi mereka bisa mengkarantina setidaknya 50 orang, tetapi mereka tidak tertarik untuk melakukannya, karena tidak ada manfaat bagi mereka untuk melakukannya sehingga membahayakan komunitas mereka jika para petenis langsung menuju Melbourne.”
“Tetapi, hal tersebut akan menguntungkan mereka jika mereka bisa bermain di turnamen eksibisi sebelum mereka tiba di Melbourne, jadi, pihak pemerintah setuju untuk mengkarantina 50 orang, lalu para petenis tersebut akan meramaikan turnamen eksibisi.”
Kondisi karantina di Adelaide akan sama dengan di Melbourne. Para petenis hanya diizinkan meninggalkan kamar mereka untuk berlatih selama mereka menjalani 14 hari karantina. Jika ada seseorang yang melanggar protokol, mereka bisa didenda mencapai 20.000 dolar Australia (sekitar 15.500 dolar AS), kemungkinan mendapatkan sanksi pidana, atau bahkan dideportasi dari negara kangguru tersebut.
“Kami pikir turnamen eksibisi itu adalah peluang emas sebelum memasuki musim 2021. Negara bagian dan kota itu baru saja menginvestasi sebesar 44 juta dolar AS untuk membangun stadion baru. Jadi, turnamen eksibisi itu adalah cara yang positif untuk berterima kasih,” tambah Tiley.
Melbourne akan tetap menjadi lokasi utama untuk perhelatan turnamen tenis dengan menjadi tuan rumah dari sejumlah turnamen sebelum dan setelah Australian Open. Untuk nomor putra, direncanakan akan menggelar dua turnamen level 250 dan ATP Cup. Sementara nomor putri, direncanakan akan menggelar dua turnamen level 500 dan satu turnamen level 250 setelah Australian Open yang musim lalu dimenangkan Djokovic.
Berbicara tentang Melbourne Park, Tiley berharap bahwa antara 50 persen sampai 75 persen dari kapasitas normal akan bisa digunakan oleh penggemar. Sebagai perbandingan, dua Grand Slam musim 2020, US Open, yang dimenangkan Thiem, digelar tanpa penonton dan French Open, yang dimenangkan Nadal, secara signifikan mengurangi kapasitas penonton akibat pandemi COVID-19.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide