DBasia.news – Jamar Andre Johnson menjadi pemain naturalisasi yang sukses di Indonesia Basketball League (IBL). Ia bercerita tentang dua cincin juara yang didapatnya bersama tim berbeda di IBL. Pebasket asal Amerika Serikat itu merasa bersyukur bisa datang dan meraih kesuksesan di Indonesia.
Cincin pertama Jamarr didapat saat membela CLS Knights Indonesia pada Indonesia Basketball League (IBL) 2015/2016. Kala iu, Jamarr tampil dominan dan merebut dua gelar pribadi sekaligus yakni Most Improved Player dan Rookie of the Year.
Keputusan meniti karier sebagai pebasket di Indonesia membuat Jamarr rela meninggalkan status warga negara Amerika Serikat yang dipegangnya sejak lahir. Ia resmi dinaturalisasi karena era itu, IBL hanya mengizinkan setiap klub menggunakan pemain berkewarganegaraan Indonesia.
“Ketika merebut gelar juara bersama CLS Knights saya merasa seluruh kerja keras terbayarkan. Itu gelar pertama CLS Knights sepanjang sejarah mereka dan saya menjadi bagian dari momen itu,” tutur Jamarr.
Setelah tak lagi bermain bersama CLS Knights, Jamarr sempat menjajal liga basket Thailand. Tak lama, Jamarr kembali ke Indonesia dan menjadi bagian dari Satria Muda Pertamina Jakarta.
Bersama Satria Muda Pertamina Jakarta, Jamarr hanya perlu semusim untuk mengantarkan klub milik Erick Thohir itu menjadi juara IBL 2017/2018. Jamarr juga mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik di partai final.
“Perasaan berbeda lagi saya rasakan saat menjadi juara bersama Satria Muda kemarin. Ini klub besar dengan prestasi yang banyak. Sebuah kebangaan bagi saya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Satria Muda, sebuah tim dengan gelar juara terbanyak,” ujar Jamarr.
Pada IBL 2018/2019, Jamarr kembali menjadi bagian dari Satria Muda Pertamina Jakarta. Pemain yang tampil membela tim nasional Indonesia pada Asian Games 2018 itu mengincar cincin ketiga kali ini.
Jika berhasil, Jamarr menjadi pemain naturalisasi Indonesia pertama yang berhasil meraih tiga cincin juara. Sebelumya, Ebrahim Enguio Lopez juga pernah meraih satu cincin bersama Aspac Jakarta pada NBL 2014.
“Tentu akan menyenangkan jika itu terjadi. Saya datang ke Indonesia bukan untuk menjadi pemain basket awalnya, tetapi saya bersyukur karena bisa mendapat kesempatan dan meraih kesuksesan seperti ini,” tutur Jamarr.