DBasia.news – Mantan atlet bulu tangkis sektor ganda putri pemusatan latihan nasional Nitya Krishinda Maheswari mengaku tidak pernah berencana menjadi asisten pelatih atau pelatih sebagai jalan karir setelah tidak masuk dalam daftar atlet pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
“Saya hanya berusaha untuk menjadi atlet dengan sepenuh kemampuan saya. Tapi setelah mengalami cedera kedua, saya banyak menjalani waktu luang dan lama berpikir untuk berkegiatan. Saya masih ingin mengabdi dalam bulu tangkis dan mendapatkan tawaran dari kepala pelatih Eng Hian,” kata Nitya ketika dijumpai di sela-sela pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta, Selasa.
Nitya mengaku Eng Hiang menjadi orang pertama yang memintanya untuk menjadi asisten pelatih dalam pelatnas PBSI. “Koh Didik yang meminta lebih dulu, dan bukan dari klub,” kata mantan atlet jebolan klub Jaya Raya Jakarta itu.
Namun, Nitya mengaku masih belum menguasi posisinya sebagai asisten pelatih karena baru dua hari menjalaninya sejak Senin (7/1). “Saya senang karena bisa berbagi pengalaman baik ketika mengikuti latihan ataupun pertandingan,” kata perempuan kelahiran Blitar itu.
Atlet peraih medali emas SEA Games 2011 bersama Anneke Feinya Agustin itu masih perlu untuk mendorong kedisiplinan adik-adik atletnya di pelatnas PBSI terutama ketika jelang latihan.
“Masih ada pemain yang belum tahu manfaat latihan yang dijalaninya untuk pertandingan nanti. Tanggung jawab diri sendiri seperti disiplin datang latihan juga harus didorong,” katanya.
Nitya mengaku siap jika diminta untuk mendampingi para pemain dalam pertandingan internasional. “Saya belum tahu nanti tugasnya apa saja. Tapi kalau diminta ya tentu siap, itu menjadi tantangan bagi saya,” ujarnya.
Meskipun hanya menjadi asisten yang mengarahkan atlet-atlet ganda putri untuk mengikuti program latihan dari Eng Hian, Nitya mengatakan tanggung jawab yang diembannya lebih berat dibanding ketika menjadi atlet.
Nitya Krishinda Maheswari
“Saya sekarang bisa memahami posisi pelatih dan tidak bisa membiarkan saja atlet menjalani latihan. Saya harus memastikan gerakan atlet sudah benar atau tidak,” kata atlet peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 bersama Greysia Polii itu.
Nitya sempat turun kembali dalam turnamen internasional pada 2018 dan berpasangan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani setelah mengalami cedera pada 2016. Tapi, Nitya kembali cedera ketika mengikuti turnamen Thailand Terbuka 2018.
Kondisi itu mendorong pelatih Eng Hian untuk menariknya sebagai asisten pelatih agar tetap berkontribusi bagi pelatnas PBSI. “Saya melihat sisi lain dari Nitya Jika mengikuti prosedur PBSI, dia akan terdegradasi dari pelatnas karena kondisi selepas cedera itu. Saya butuh dia sebagai mentor untuk pemain-pemain lain,” ujar Eng Hian.
Eng Hian optimistis Nitya mampu berbagi pengalaman dan menjelaskan program latihnnya kepada para pemain. “Saya mengusulkan ke Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI agar Nitya magang sebagai asisten pelatih dan disetujui,” katanya.
Nitya mendapatkan tugas untuk melatih atlet-atlet utama ganda putri pelatnas PBSI yang bukan atlet-atlet prioritas. “Atlet-atlet junior dan senior di ganda putri, menurut saya, masih menaruh hormat kepada Nitya dan semestinya juga mendampingi pemain dalam pertandingan,” kata Eng Hian.