DBasia.news – Dua pekan menuju World Cup of Golf atau Piala Dunia Golf di Melbourne, tiga tim Asia, India, Korea, dan China mempersiapkan kekompakan dan kerja sama tim yang mungkin saja menjadi negara ketiga Asia, di daftar pemenang ajang elit beregu ini.
Secara umum, Piala Dunia Golf telah dimainkan sejak 1953, dan sempat berkunjung ke Pondok Indah Golf Course di Jakarta, pada 1983. Dua negara Asia, Taiwan dan Jepang merupakan pemilik 3 gelar Piala Dunia Golf. Taiwan pada 1972 dan Jepang pada 1957 dan 2002 lalu.
Tim India
Tim India yang menurunkan Gaganjeet Bhullar dan Anirban Lahiri, merupakan gabungan yang tepat karena memiliki total 16 gelar di Asian Tour dan tiga gelar co-sanction di European Tour. Secara pasangan, Bhullar dan Lahiri pernah dimainkan di ajang amatir, Eisenhower Cup, Nomura Cup, dan Asian Games Doha 2006 dengan hasil medali perak.
Sebagai profesional, keduanya sempat mewakili Tim Asia di edisi perdana EurAsia Cup 2014 dan India di Piala Dunia Golf 2013.
Dengan pengalaman ini, India berharap penuh kepada pasangan ini untuk minimal melewati peringkat terbaik ke-9 yang dicapai Arjun Atwal dan Jyoti Randhawa di Portugal, pada 2009.
“Ini merupakan ajang kedua saya dan kebetulan itu juga berpasangan dengan Lahiri pada 2013,” kata Bhullar. “Kami sudah kenal lama sejak amatir, dan saling mengetahui gaya permainan masing-masing.”
Lanjut Bhullar, ini merupakan kesempatan emasnya untuk memperbaiki peringkat karena adanya format yang berbeda di tahun ini. Alih-alih menghitung hasil stroke-play individ seperti 2013 lalu, Piala Dunia Golf kali ini menggunakan format fourball dan foursome selama 4 putaran.
“Ini format yang menyenangkan, karena kami setiap pekannya sudah merasakan stroke-play. Jadi, ini waktunya mencoba format berpasangan dan mewakili negara kami India,” sambung peraih 9 gelar Asian Tour itu.
Anirban Lahiri yang kembali mewakili India, setelah membela Tim Internasional di Presidents Cup 2015 dan 2017, menantikan tandem lawasnya bersama Bhullar.
“Dia (Bhullar) pemain yang solid, dan diberi kesempatan membela India di turnamen beregu seperti ini, merupakan kehormatan bagi saya. Tidak melulu soal mencari gelar untuk diri sendiri, turnamen ini merupakan oase karena menjadi profesional memang tidak sebanyak amatir yang memberikan kesempatan memainkan turnamen beregu,” komentar Lahiri.
Tim Korea
Dua pegolf Korea, Byeong Hun An dan Si Woo Kim menjadi salah satu pasangan muda Asia dengan usia rata-rata 25 tahun di field yang berisikan 28 negara. Hun An secara individu, telah menorehkan titel penting BMW PGA Championship sebagai salah satu alasannya menjadi pegolf Asia pertama, dengan penghargaan Rookie Terbaik European Tour 2015.
Si Woo yang naik kelas dari Web.com Tour, menambah gelar profesionalnya di Wyndham Championship 2016 dan THE PLAYERS 2017. Di “mayor kelima” THE PLAYERS, Si Woo menjadi pegolf termuda yang mampu menorehkan gelar di usia 21 tahun.
“Hun An dan saya merupakan teman baik, dan semoga hal itu bisa dibawa di Melbourne nanti. Tetapi, saya juga menyadari kalau kita tidak bermain untuk diri sendiri karena kita mewakili Tim Korea. Semoga saja hasilnya bagus,” ujar Si Woo.
Tim China
Li Haotong dan Wu Ashun kembali sekali lagi di Piala Dunia Golf, untuk mengincar posisi lebih baik dari runner-up dua tahun lalu. Di Kingston Heath, pasangan ini harus puas berada di posisi kedua bersama Amerika Serikat dan Perancis dengan margin besar, 4 strokes dari Denmark yang merayakan gelar pertamanya.
“Kami memiliki tim yang lebih kuat tahun ini,” kata Li. “Posisi runner-up lalu, membuat kami yakin China punya kesempatan memenangi gelar pertamanya. Kami akan berjuang hingga hole terakhir, dan berharap gelar itu menjadi milik kami karena siapa tahu perkembangan golf akan lebih masif di negara kami.”
Peluang keduanya semakin besar, jika melihat track record keduanya yang memenangi tambahan gelar European Tour tahun ini. Li di Omega Dubai Desert Classic, dan Wu di KLM Open.
“Jika kami menang, ini menjadi kemenangan terbesar golf yang pernah dimiliki China,” ucap Li.