Inggris dan Kanada gabung dengan boikot diplomatik Olimpiade Beijing

DBasia.news – Kanada bergabung dengan Inggris, Australia dan Amerika Serikat dalam boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing, Rabu, sementara China menyebut boikot tersebut sebagai “sikap politik” dan kampanye kotor.

Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengumumkan boikot tersebut, Senin, dan menyatakan pejabat pemerintahnya tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing yang akan digelar Februari karena “kekejaman” hak asasi manusia China, beberapa pekan setelah pembicaraan untuk meredakan ketegangan hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.

China, Selasa, mengatakan Amerika Serikat akan “membayar harga” untuk keputusannya dan memperingatkan tindakan balasan tetapi tidak memberikan rincian. Komite Olimpiade Internasional (IOC) berusaha untuk meredam boikot diplomatik yang berkembang.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan Beijing seharusnya menyadari kekhawatiran lama Barat soal hak asasi manusia di China.

“(Jadi) seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik,” ujar Trudeau dikutip dari Reuters, Kamis.

Keputusan Trudeau tersebut tampaknya akan menambah ketegangan pada hubungan yang sudah tegang karena penahanan Chief Financial Officer Huawei Technologies, Meng Wanzhou, berdasarkan surat perintah AS.

Meng berada di bawah tahanan rumah di Vancouver, di mana dia berjuang melawan ekstradisi ke Amerika Serikat selama hampir tiga tahun atas tuduhan penipuan bank. Dia dibebaskan dan kembali ke China pada bulan September.

Dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditangkap oleh Beijing tak lama setelah penahanan Meng pada 2018, juga dibebaskan pada September.

Sementara itu, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan komite selalu memperhatikan partisipasi para atlet di Olimpide.

“Kami menyambut baik dukungan untuk tim Olimpiade mereka yang telah ditekankan oleh semua pemerintah ini,” kata Bach.

“Ini memberikan kepastian kepada para atlet dan ini tentang IOC.”

Menanggapi pertanyaan apakah Inggris akan mengikuti jejak Amerika Serikat, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan “akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat.”

“Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal dan itu tetap menjadi kebijakan pemerintah,” Johnson menambahkan, menunjukkan bahwa atlet Inggris masih akan berkompetisi.

“Pemerintah China belum mengundang menteri atau pejabat pemerintah dari Inggris untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing,” kata juru bicara kedutaan besar China di London.

“Mempermasalahkan kehadiran pejabat pemerintah di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada dasarnya adalah kampanye pencemaran nama baik politik.”

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan keputusan boikot diplomatik Olimpiade diambil setelah perjuangan Australia untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan China untuk membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat Xinjiang dan langkah Beijing melawan impor Australia buntu.

Saat mengumumkan rencana tersebut, Morrison mengatakan Beijing belum menanggapi beberapa masalah yang diangkat oleh Canberra, termasuk tuduhan pelanggaran hak.

China telah membantah melakukan kesalahan di Xinjiang dan mengatakan tuduhan itu dibuat-buat.

Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa politisi Australia terlibat dalam “posisi politik.”

“Apakah mereka datang atau tidak, tidak ada yang peduli,” dia menambahkan.

Komite Olimpiade Australia mengatakan boikot tersebut tidak akan berdampak pada persiapan atlet untuk Olimpiade, yang berlangsung mulai 4 hingga 20 Februari, menambahkan bahwa “opsi diplomatik” adalah urusan pemerintah.

Bagi Komite Olimpiade Kanada (COC), boikot diplomatik menunjukkan perbedaan antara partisipasi pemerintah dan atlet sembari menyediakan platform untuk menyoroti masalah China.

“Komite Olimpiade Kanada dan Komite Paralimpiade Kanada tetap prihatin dengan masalah di China tetapi memahami bahwa Olimpiade akan menciptakan platform penting untuk menarik perhatian mereka,” kata COC, demikian Reuters.