DBasia.news – Pengorbanan menjadi satu hal penting yang tentu pernah dirasakan semua orang. Seperti pepatah lama, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, maka jangan menyerah. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh atlet panahan andalan Jawa Timur dan Indonesia, Diananda Choirunisa. Diananda adalah peraih medali perak pada ajang Asian Games 2018.
Bukan hal yang mudah bagi mahasiswa Universitas Airlangga ini untuk bisa mencapai levelnya saat ini. Banyak perjuangan dan pengorbanan yang ia lakukan. Mulai dari berkurangnya waktu kumpul keluarga, meninggalkan kuliah, berpanas-panasan dengan teriknya cuaca serta banyak rintangan lainnya.
Sejak persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat (Jabar), ia harus mengorbankan waktu belajarnya demi berlatih. Bukan hanya itu, Diananda rela mereduksi waktunya untuk berkumpul dengan keluarga demi mengikuti kejuaraan-kejuaraan nasional maupun internasional.
Ia harus mengikuti seluruh agenda yang telah disusun oleh tim pelatihnya. Ketika masuk dalam Pelatnas, ia kembali meninggalkan bangku kuliah dengan durasi lebih panjang. Perjuangan itu membuahkan hasil. Diananda mendapatkan dua medali emas dan satu perunggu pada SEA Games 2017 di Malaysia.
“Alhamdulillah, semua pengorbanan itu membuahkan hasil. Setelah SEA Games, saya fokus kuliah lagi. Sebab bagi saya pendidikan itu penting,” tegasnya.
Setelah berjaya di SEA Games, Diananda mendapat tantangan lebih besar. Ia menjadi salah satu tumpuan medali bagi Indonesia pada Asian Games 2018. Persiapan yang ia lakukan juga lebih serius. Diananda bersama tim panahan Indonesia sebelumnya terjun di Piala Dunia Panahan di Antalya, Turki, 20-26 Mei lalu.
Event ini menjadi bagian dari uji coba tim panahan Indonesia jelang Asian Games. Diananda tampak semakin percaya diri selepas mengikuti Piala Dunia. “Karena di Turki banyak juara dunia yang ikut. Seperti dari Korea, Jepang, dan Tiongkok. Kami menjadi tahu kekuatan lawan yang kami hadapi,” akunya.
Sayang, harapannya untuk mendapatkan medali emas pada Asian Games 2018 harus pupus. Atlet berusia 21 tahun itu memang sedikit kecewa karena gagal mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi ia tak menyangka bisa melangkah jauh hingga menembus final nomor recurve perorangan putri.
“Saya tidak menyangka. Awalnya target justru di mixed team, tapi alhamdullilah di individu bisa sejauh ini,” kata pemanah asal Surabaya itu.
Pecinta Persebaya Surabaya ini mengaku nothing to lose pada pertandingan final. Ia hanya berusaha untuk fokus, menembak, dan yakin. Walaupun hasilnya kurang memuaskan karena hanya mendapatkan perak, Diananda tak terlalu risau. Sebab ia sudah mengerahkan yang terbaik bagi Indonesia.
Setelah hanya meraih perak di Asian Games 2018, Diananda bertekad untuk menebusnya dengan meraih prestasi lebih baik pada SEA Games 2019 mendatang. Selain itu, ia juga mengejar tiket ke Olimpiade 2020 yang akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang.
“Saya optimistis menatap Olimpiade. Persaingan di Olimpiade (bakal) sama dengan di Asian Games. Selain itu saya juga bertekad mempertahankan dua emas SEA Games tahun depan,” tegasnya.