DBasia.news – Tanda tanya besar sedang menggelayuti Indonesian Basketball League (IBL). Sejumlah klub satu per satu menyatakan keluar dari kompetisi basket tertinggi Tanah Air tersebut.
Ujungnya, kemungkinan IBL 2019/20 hanya akan diikuti delapan klub. Beberapa bulan lalu, Bogor Siliwangi didiskualifikasi manajemen liga akibat tidak mampu menyelesaikan tunggakan gaji pemain selama lima bulan.
Sedangkan akhir pekan lalu, juara bertahan Stapac Jakarta mengundurkan diri dari IBL. Alasannya berkaitan dengan rencana Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) menggelar pusat pelatihan nasional (pelatnas) jangka panjang untuk Piala Dunia FIBA 2023.
Pelatnas ini sendiri terdiri dari dua termin. Tahap pertama berlangsung sampai 2021 sehingga setiap klub IBL tidak bisa menggunakan pemain yang dipakai tim nasional.
Stapac adalah tim yang paling merasakan kebijakan ini. Sebab, ada enam pemain mereka yang dipanggil timnas.
Padahal, Stapac hanya memiliki stok tujuh pemain. Praktis, mereka bakal tinggal memiliki satu pemain tersisa. Inilah yang membuat mereka mundur. Apalagi, dari seluruh calon peserta IBL, hanya Stapac yang belum menggelar latihan.
“Ya mau latihan kaya gimana? Pemainnya enggak ada. Tapi, tidak ada satu pun yang layak disalahkan. Kami memang tak punya pemain tapi di satu sisi, kami mendukung kemajuan timnas. Keputusan mundur Stapac adalah wujud dukungan Stapac terhadap keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia FIBA 2023,” ujar Irawan Haryono, pemilik Stapac.
-
Satria Muda Pertamina Jakarta Kembali Bertemu Pelita Jaya Bakrie Jakarta di Final IBL 2022
-
Boston Celtics Pecundangi Miami Heat Untuk Samakan Skor
-
Miami Heat Kalahkan Charlotte Hornets, Skor 114-99
-
Sepi Peminat Di NBA, DeMarcus Cousins Berpotensi Hijrah Ke Liga China
-
Final Wilayah Timur NBA: Miami Heat Selangkah Lagi ke Final NBA