DBasia.news – Eks pebulu tangkis Indonesia, Hendrawan, mengenang perjuangannya meraih medali perak Olimpiade 2000.
Indonesia dan bulu tangkis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Apalagi ada tradisi Indonesia yang selalu memenangi medali emas (kecuali Olimpiade 2012).
Alhasil, muncul anggapan harus ada pebulu tangkis Indonesia yang meraih medali emas dalam setiap gelaran Olimpiade. Bahkan, medali perak bisa dianggap sebagai kegagalan.
Setidaknya, itu yang dirasakan Hendrawan saat hanya menyabet medali perak Olimpiade 2000. Padahal, bisa tampil di ajang tersebut saja sudah prestasi besar.
“Di Indonesia, medali perak, perunggu itu artinya gagal, karena tradisi kita emas Olimpiade. Saya sendiri memang merasa gagal,” kenang Hendrawan.
“Waktu cerita dengan teman di cabor lain, dia bilang saya tidak boleh berpikir begitu, karena kita adalah Olympian, masuk olimpiade saja nggak gampang, apalagi dapat medali.”
“Tapi di bulutangkis kan nggak begitu, kami ditarget emas. Contohnya Tontowi (Ahmad)/Liliyana (Natsir), kalau waktu itu nggak dapat emas, pasti dibilang gagal juga. Karena target dan tradisinya sudah emas,” imbuh Hendrawan.