DBasia.news – Petenis unggulan ke-14, Sofia Kenin secara mencengangkan sukses membungkam petenis peringkat 1 dunia sekaligus petenis harapan tuan rumah, Ashleigh Barty demi melaju ke final Grand Slam pertama dalam kariernya di Australian Open pada hari Kamis (30/01) waktu setempat.
Kenin selanjutnya akan menghadapi unggulan keempat asal Rumania Simona Halep atau Garbine Muguruza yang tidak diunggulkan di final, Sabtu, setelah kemenangannya 7-6 (8/6), 7-5.
Kenin, 21 tahun, petenis kelahiran Moskow yang tampak terkejut seusai pertandingan, mengatakan: “Dia petenis yang tangguh, dia bermain sangat luar biasa. Saya tahu saya harus benar-benar menemukan cara untuk menang.”
“Saya benar-benar masih tidak percaya ini. Saya sudah memimpikan saat ini sejak berumur lima tahun.”
“Saya juga sudah bekerja keras untuk sampai ke sini,” tambah Kenin. “Saya benar-benar harus bertarung di sini. Ada alasan dia nomor satu.”
Kenin, petenis Amerika terakhir yang masih tersisa di Melbourne, mengakhiri kisah Coco Gauff yang masih berusia 15 tahun dan telah tersingkir di babak keempat dengan gaya permainan agresif ciri khasnya selama dua minggu terakhir.
Kenin, yang melakukan terobosan besar di tahun 2019 dengan memenangkan tiga gelar juara WTA pertamanya, menembus semifinal Grand Slam pertamanya. Hal yang sama juga untuk Barty yang baru pertama kalinya mencapai empat besar di Melbourne.
Para penonton yang mendukung penuh andalan tuan rumah berharap Kenin akan gentar ketika menghadapi lawannya yang ada di peringkat teratas dan seorang juara Prancis Terbuka. Namun ternyata mereka salah.
Barty dan Kenin, mengenakan atasan hijau mint dan rok biru, melakukan servis pada set pertama, tapi petenis Australia itu sedikit lebih nyaman melakukannya.
Hanya ada sedikit di tie-break diantara mereka, sampai Barty melepaskan pukulan forehand melintasi net yang cantik untuk mendapatkan dua poin set.
Tapi Barty, yang sempat pernah menyerah bermain tenis dan beralih bermain kriket profesional, menyia-nyiakan keduanya dan skor mereka imbang 6-6.
Kenin, petenis Amerika yang sangat bangga dengan raket bintang-dan-garis, melaju 7-6 dan membungkus set pertama dalam 59 menit ketika Barty membuat kesalahan sendiri dengan forehand-nya.
Barty, yang bertekad menjadi juara putri Australia Terbuka pertama di negaranya sejak Chris O’Neil pada tahun 1978, menunjukkan rasa frustasinya.
Petenis Australia ini mengambil inisiatif membangun serangan tajam di awal set kedua dan menahan servis Kenin sehingga kedudukan menjadi 3-1. Giliran Kenin menunjukkan rasa frustrasinya.
Tetapi Barty kembali menyia-nyiakan dua set point, dan pukulannya berhasil dipatahkan ketika dia melakukan forehand.
Berupaya bertahan saat posisi 5-6, Barty mendapatkan match pin pertama, tetapi dia kemudian terkunci dan pertandingan berakhir ketika pukulan forehand-nya melebar, demikian AFP.