DBasia.news – Gregoria Mariska Tunjung sempat mengalami penurunan peforma, akan tetapi sekarang kian membaik dan mau bangkit lagi seperti yang dulu. Hal itu terlihat dari segi statistik yang diamati oleh pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenudi. Greogria Mariska Tunjung kini niat bangkit dan kini berusaha bermain nothing to lose lagi.
Nama Gregoria melejit usai menjuarai Kejuaraan Dunia Junior pada 2017 lalu. Sejak itu, performanya terus meningkat di level senior dan sering membuat kejutan dengan menyingkirkan pemain-pemain yang jauh lebih senior di atasnya.
Pada Juli 2019 di usianya yang mau menginjak angka 20, akhirnya pemain jebolan PB Djarum itu meraih ranking tertinggi dalam kariernya, yakni peringkat 13 dunia. Namun, mulai akhir tahun itu hingga memasuki masa pandemi Covid-19 performanya terus menurun.
Pemain kelahiran Wonogiri itu sering tersingkir di babak pertama dan kedua. Rankingnya pun terus merosot hingga ke posisi 31 dunia pada Juni 2022 lalu.
Akan tetapi, dalam dua turnamen terakhir yang diikutinya pada Juli ini, performa Gregoria mulai meningkat lagi. Pada Pada ajang Malaysia Masters 2022 yang bergulir pada Juli ini, pemain kelahiran Wonogiri itu mampu menembus partai semifinal pertamanya dalam hampir empat tahun terakhir, meski langkahnya terhenti di babak tersebut oleh jagoan Korea Selatan, An Se Young.
Kemudian, pada gelaran Singapore Open 2022 pekan lalu, Gregoria melaju hingga perempat final sebelum akhirnya dikalahkan wakil China, Wang Zhi Yi. Alhasil, peringkatnya mulai merangkak naik lagi dan kini dia duduk di ranking 26 dunia.
Herli mengatakan kebangkitan Gregoria terjadi karena dia mulai bermain lebih nyaman dan bisa mengatasi bebannya sebagai tunggal putri nomor satu Tanah Air. Herli pun mengungkapkan bahwa Gregoria ingin kembali bermain nothing to lose seperti dulu lagi agar permainan terbaiknya bisa kembali lagi.
“Dia pernah cerita bahwa dia dulu selalu main nothing to lose, itu yang membuat dia dulu sering membuat kejutan. Nah sekarang ini dia mau kembali ke arah situ,” kata Herli kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (22/7/2022).
Lebih lanjut, Herli mengungkapkan mental pemain berusia 22 tahun itu terus menguat berkat dukungan yang diberikan olehnya dalam masa-masa sulit yang dilalui anak buahnya itu. Selain itu, juga ada peran dari psikolog yang membantunya untuk mengangkat mental Gregoria.
“Kalau dengan psikolog sudah pasti (ada bantuan). Kita selalu koordinasi, terutama saya sebagai pelatih selalu koordinasi dengan psikolog bahwa masing-masing atlet itu ada datanya,” ujar Herli.
“Nih ada pemain yang begini nih tolong bantu kita. Ada sesi-sesi pertemuan sendiri (antara psikolog dengan pemain), biasanya seperti itu,” imbuhnya.
Tentunya pencinta bulu tangkis Tanah Air berharap Gregoria benar-benar bisa kembali ke performa terbaiknya. Apalagi harapan tunggal putri Indonesia kini berada di pundaknya.
-
Fajar/Rian Buru Juara Asia dan Dunia Usai Sukses di All England
-
Gagal ke 16 Besar All England 2023, Jonatan Christie Beberkan Penyebabnya
-
Ingin Buat Indra Widjaya Terkesan, Gregoria Mariska Tunjung Berambisi Bersinar Selama Tur Eropa
-
Mohammad Ahsan/Hendra Beberkan Target Besar yang Ingin Diraih di 2023
-
Dua Wakil Indonesia Siap Manyabet Gelar Sektor Ganda Campuran di Yonex German Open 2023