DBasia.news – Petenis tunggal putra Amerika Serikat, Frances Tiafoe, menarik perhatian di US Open 2022. Petenis berusia 24 tahun ini berhasil menumbangkan Rafael Nadal.
Mungkin sedikit yang mengenal Tiafoe. Okezone akan membeberkan kisah inspiratif di balik petenis asal Amerika Serikat itu.
Tiafoe baru saja memastikan diri menjadi semifinalis US Open 2022. Kepastian itu didapatkan Tiafoe setelah mengalahkan wakil petenis asal Rusia, Andrey Rublev, dengan skor (7(7)-6(3), 7(7)-6-(0), dan 6-4) di perempatfinal US Open 2022, Kamis (8/9/2022).
Di 16 besar, Tiafoe juga menundukkan unggulan dari Spanyol, Nadal. Saat itu, Tiafoe menang dramatis dengan skor (6-4, 4-6, 6-4, dan 6-3). Ternyata, keberhasilan Tiafoe tak terlepas dari kisah inspiratifnya.
Melansir akun resmi US Open 2022 (@usopen), Kamis (8/9/2022), Tiafoe merupakan anak seorang imigran. Orang tuanya, Constant Tiafoe dan Alphina Kamara merupakan imigran dari Sierra Leone. Mereka meninggalkan negara itu saat perang berkecamuk.
Pindah ke Amerika Serikat, Constant dan Alphina melahirkan Tiafoe di Washington D.C pada 1998. Awalnya, keluarga Tiafoe bukanlah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, Tiafoe tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak karena tidak punya uang.
Ayahnya diketahui bekerja sebagai seorang buruh konstruktor yang membangun fasilitas olahraga, Junior Tennis Champions Center. Sementara itu, ibunya merupakan seorang perawat di sebuah rumah sakit.
Sang Ayah, yang bekerja keras untuk membangun fasilitas olahraga, akhirnya didapuk sebagai karyawan tetap. Karena butuh uang lebih, Constant bekerja siang-malam untuk membersihkan kompleks dan menjaga kompleks olahraga itu.
Akhirnya, Constant mendapatkan akses untuk tinggal di kompleks olahraga itu. Karena Sang Ibu juga bekerja, Tiafoe kecil dan saudaranya terpaksa ikut tinggal bersama Ayahnya di sana. Dari sinilah kisah inspiratif Tiafoe dimulai.
Tiafoe, yang terbiasa melihat latihan tenis, akhirnya mendapatkan akses untuk coba-coba secara gratis. Seiring berjalannya waktu, potensi Tiafoe akhirnya terlihat oleh pelatih bernama Misha Kouznetsov.
Kouznetsov mengajak Tiafoe. yang baru berusia 15 tahun, mengikuti turnamen Orange Bowl, turnamen bergengsi di Florida. Hebatnya, Tiafoe menjuarai turnamen tersebut.
Tiafoe memulai debut sebagai pemain profesional saat berumur 17 tahun, bahkan dirinya masuk dalam undian Prancis Terbuka 2015. Hingga kini, karier Tiafoe terus menanjak dan menjadi tunggal putra ranking 26 dunia. Kini, Tiafoe menjadi salah satu petenis kulit hitam Amerika Serikat pertama setelah Arthur Ashe yang menembus semifinal US Open sejak 1972.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide