DBasia.news – Fabio Quartararo hanya mampu menempati P15 pada FP2 MotoGP Styria, ia mengaku kesulitan mengendalikan motor karena Red Bull Ring saat itu diguyur hujan.
Pada FP1 MotoGP Styria yang berlangsung Jumat (6/8), Fabio Quartararo menempati posisi kedelapan. Catatan waktunya selisih 0,775 detik dari Takaaki Nakagami yang sukses menjadi pebalap tercepat di sesi tersebut.
Hujan yang turun sebelum FP2 dimulai membuat para rider MotoGP kesulitan mencatatkan waktu terbaiknya di Sirkuit Red Bull Ring. Akibatnya, untuk waktu kombinasi, sebagian besar pebalap menggunakan hasil dari sesi latihan bebas pertama.
Dari waktu kombinasi, Quartararo memang masih menduduki 10 besar. Nakagami berada di posisi teratas pada waktu kombinasi, sedangkan ia berada di P8 dengan gap yang sama seperti FP1.
Rider Monster Energy Yamaha tersebut mengaku was-was karena hanya berada di P15 pada FP2 dan selisih waktunya di lintasan basah Red Bull Ring terpaut hingga 2,194 detik dari Lorenzo Savadori, pebalap tercepat di sesi tersebut.
“Pada sesi pagi cukup bagus. Setelah lima pekan tidak di atas motor, saya butuh sedikit waktu untuk kembali terbiasa di trek. Saya rasa, dari sisi kecepatan, kali ini feeling saya lebih baik dibanding 2020,” ucap Quartararo dikutip dari Motorsport.com.
Meski begitu, feeling pebalap berusia 22 tahun tersebut pada sesi FP2 langsung hilang. Saat lintasan benar-benar basah, Fabio Quartararo mengakui bahwa Yamaha gagal menandingi para rivalnya.
“Tetapi jika trek separuh basah dan separuh kering, saya sama sekali tidak memiliki feeling. Kami harus mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Aneh, kami sama sekali tidak memiliki grip di trek lurus,” tutur Quartararo.
“Saya bertarung dengan Jorge Martin (Pramac Racing) dan Pol Espargarao (Repsol Honda). Saat pengereman di tikungan, perbandingan kami tidak terlalu buruk. Tetapi begitu menarik gas, perbedaannya sangat besar,” ia mengimbuhkan.
“Power motor tidak terlalu banyak tetapi grip sungguh sulit. Jalannya sesi FP2 seperti mimpi buruk bagi saya,” tukasnya.