DBASIA Network

Espargaro Murka Karena Diminta Lanjutkan Tes Pramusim di Sirkuit Mandalika

DBasia.news – Keputusan Dorna untuk tetap melanjutkan tes pramusim Sirkuit Mandalika membuat Aleix Espargaro murka. Espargaro menilai sirkuit yang terletak di Lombok itu berbahaya.

Tes pramusim hari pertama, Jumat (11/2) membawa kesan buruk bagi pembalap Aprillia, Aleix Espargaro. Pembalap asal Spanyol itu mengeluhkan tingkat keamanan lintasan Mandalika.

Pasalnya terdapat debu pada permukaan lintasan tersebut. Sebagai upaya untuk membantu membersihkan lintasan kotor, Dorna memutuskan para pembalap MotoGP memacu motornya selama 20 lap.

Hal ini membuat Espargaro murka. Dengan tegas saudara dari Pol Espargaro ini menyatakan rasa kecewa terhadap keputusan Dorna.

“Lintasan ini belum siap, awalnya kami tidak bisa balapan dengan baik, ini terlalu berbahaya. Kami terbiasa menggunakan lintasan dengan debu yang banyak, bahkan di Sirkuit Losail, Doha terdapat pasir di permukaan lintasan pada hari pertama. Namun seiring berjalannya waktu tidak terjadi apa-apa. Namun saat ini di Mandalika semua terjadi dengan buruk,” tutur Espargaro dikutip dari tuttomotoriweb.it.

“Ini tidak praktis dan sangat berbahaya, tidak cukup aman untuk berkendara. Saya tidak suka dengan keputusan Dorna karena mereka memaksa kami untuk membersihkan lintasan dengan motor kami. Saya sangat marah,” sambungnya.

Espargaro menambahkan, pada dasarnya keputusan Dorna memang bisa membuat grip permukaan lintasan menjadi lebih baik. Namun hal ini bukanlah solusi baik jika kejadian sama terulang kembali.

“Tentu saja rencana berhasil, karena jika kamu membiarkan 24 motor melakukan 20 lap, tercipta jalur ideal yang menghasilkan grip lebih baik. Aspal menjadi lebih bersih seiring berjalannya waktu. Namun ini bukanlah solusi bagus. Saya tidak akan kembali ke Indonesia untuk membersihkan lintasan,” tegas Espargaro.

Terkait hal ini Espargaro mengaku tidak akan kembali melakukan hal serupa meskipun terdapat paksaan dari Dorna. Pembalap berusia 32 tahun itu tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan melaju di lintasan berbahaya.

“Hanya ada satu orang yang bisa memaksa saya untuk berkendara dan dia adalah bos Aprillia, Massimo Rivola. Selain itu tidak ada pihak yang memiliki hak untuk memaksa saya balapan di lintasan berbahaya,” kata Espargaro.

“Saya akan turun ketika merasa cocok. Saya ingin memutuskan sendiri saat ingin berkendara, saat tidak terlalu berbahaya. Jika tidak, saya lebih memilih untuk menunggu,” tutupnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?