Enea Bastianini Tak Sabar Segera Balapan Bareng Gresini

DBasia.news – Enea Bastianini mengaku tak sabar untuk segera bekerjasama dengan Gresini Racing pada musim depan dan kembali mengulangi kesuksesan bersama mereka.

Enea Bastianini telah dikonfirmasi bakal membela Gresini Racing yang akan menjadi tim satelit Ducati mulai MotoGP 2022. Pebalap asal Italia itu akan bertandem dengan Fabio Di Giananntonio, yang bakal menjalani tahun pertamanya di MotoGP pada musim depan.

Kabarnya, Bastianini akan dibekali motor tim pabrikan Ducati yang tentunya bakal membuat ia lebih mudah untuk memperjuangkan hasil terbaik. Walau musim ini belum berakhir, rider Avintia Esponsorama itu mengaku sudah tidak sabar untuk segera bekerja sama dengan salah satu tim terkuat di kejuaraan dunia balap motor tersebut.

“Saya akan balapan lagi bersama tim Gresini. Meski saya masih harus menyelesaikan musim ini, saya benar-benar tak sabar bergabung dengan mereka,” kata Bastianini seperti dilansir Motosan.

“Ketika kami bekerja sama di Moto3, saya memiliki momen indah bersama tim (milik) Fausto. Dia sudah pergi meninggalkan kami. Saya sangat merindukannya seperti yang lainnya,” ia melanjutkan.

“Anak-anak Fausto, keluarga dan timnya telah melakukan pekerjaan yang bagus. Saya senang melihat mereka berkumpul di Italian Speed Championship. Pada tahun depan, saya akan balapan untuk tim Gresini. Memikirkannya saja sudah sangat menarik. Saya akan melakukan yang terbaik dalam kesempatan berharga ini,” ungkapnya.

Jika melihat kinerja Enea Bastianini sepanjang musim ini, ia diprediksi bakal menjadi rookie terbaik dan mengungguli Jorge Martin serta Luca Marini.

Pebalap berusia 23 tahun itu juga mengatakan bahwa dirinya masih terus mempelajari banyak hal agar lebih siap menghadapi musim depan dan mengejar hasil terbaik.

“Saya memulai musim 2021 dengan cukup baik. Saya yakin pada paket yang kami miliki dan terkadang saya bisa mengeluarkan potensi, tapi saya juga masih kerap kesulitan. Ini bagian dalam proses pembelajaran,” ujar Bastianini.

“Ini sangat berbeda dengan Moto2. Segalanya berubah, baik mesin, elektronik, ban dan pengereman. Cara kerja juga jauh berbeda, akhir pekan terasa lebih panjang, Anda menghabiskan waktu berjam-jam setiap kali menganalisis data,” jelasnya.

“Dari sudut pandang fisik, sangat menuntut, dan dari segi mental itu benar-benar berat. Anda harus tetap fokus pada setiap sesi, memperhatikan setiap hal kecil,” ia mengimbuhkan.

“Lalu di balapan, Anda harus menekan dengan keras sejak start hingga finis. Tujuan saya adalah untuk berkembang dari balapan satu ke balapan lainnya,” tukasnya.