DBasia.news – Mantan pelari nasional, Emma Tahapary, mengaku masih mengingat sosok mendiang pelari cepat legendari Indonesia, Purnomo Muhammad Yudhi, yang menantinya di garis finis ketika mengikuti kejuaraan lari ASEAN di Manila, Filipina, 1984 silam.
Emma, saat ditemui di rumah duka Purnomo di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat, mengenang bahwa mendiang telah menantinya di garis finis.
Seketika di garis finis Purnomo menyambut Emma dengan pelukan dan rangkulan erat.
“Kamu bisa Em pecahkan rekor,” kata Emma meniru ucapan Purnomo kala itu.
“Dan yang dia bilang itu benar,” ujarnya menambahkan.
Emma mengatakan hubungannya dan Purnomo tak ubahnya sepasang kakak adik yang selalu mendukung satu sama lain dalam setiap perlombaan yang mereka ikuti bersama.
Pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat, Emma dan Purnomo sama-sama membela Merah Putih di pesta olahraga paling akbar sejagad itu.
Emma yang kini menjabat sebagai Ketua Bagian Wanita Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia itu mengaku juga memiliki kenangan bersama Purnomo di Los Angeles.
“Waktu itu saya tidak diberi tahu kalau sebetulnya masuk semifinal. Jadi saya pulang ke kamp atlet Indonesia,” ujar Emma.
“Sesampainya di sana Om Pur langsung bilang, ‘kenapa pulang? kamu kan masuk semifinal?’ Seketika saya langsung lemas dan dipeluk erat Om Pur,” katanya melanjutkan.
Ketika akhirnya Purnomo mulai mengidap kanker kelenjar getah bening pada 2015 silam, Emma mengaku hanya bisa ikut mendoakan yang terbaik bagi sang “kakak”.
“Sebab hanya keajaiban Tuhan yang bisa menyembuhkan Om Pur,” ujar Emma.
Tuhan berkata lain dan Purnomo dipanggil pulang ke pangkuan-Nya pada Jumat pukul 9.45 WIB setelah bergulat melawan penyakitnya.