DBasia.news – Eks pebalap F1, Nico Hulkenber, meyakini insiden senggolan yang melibatkan Lewis Hamilton dan Max Verstappen di GP Arab Saudi diakibatkan oleh sistem DRS.
Beberapa pihak mengutarakan pendapatnya usai terjadi senggolan antara Lewis Hamilton dan Max Verstappen di GP Arab Saudi. Ketika itu, Hamilton menabrak bagian belakang mobil Verstappen hingga sayap depan mobil Mercedes W12 miliknya rusak.
Steward kemudian menginvestigasi kejadian tersebut setelah balapan berakhir. Hasilnya, mereka menyatakan Verstappen bersalah dan menjatuhkan penalti 10 detik. Sebelumnya, driver Red Bull Racing itu juga dihukum penalti 5 detik karena dianggap telah mengambil keuntungan saat restart.
Berdasarkan pertimbangan dari Steward, kecelakaan itu terjadi karena Max Verstappen yang mengerem terlalu dalam. Tetapi ia dan Hamilton melihat adanya peran dari sistem DRS (Drag Reduction System).
Eks pebalap F1, Nico Hulkenberg, pun meyakini DRS sebagai penyebab utama insiden tersebut.
“Saya tidak berpikir Max bisa lolos dari situasi ini, karena bagi saya itu merupakan area abu-abu,” ucapnya dikutip dari Motorsport.com.
“Tapi ini Max Verstappen. Dia bertarung seperti singa untuk meraih gelar juara dunia dan dia pasti memberikan segalanya,” imbuhnya.
“Ketika dia membiarkan Lewis melewatinya, dia tahu tidak akan bisa mengejarnya. Jadi, dia dengan bijaksana menyusun taktik yang sangat cerdas dan terencana,” ia melanjutkan.
“Ini merupakan permainan kucing dan tikus, Lewis berada di sisi tikus. Jadi, ketika Max berada di belakangnya, maka Lewis tak akan membiarkannya lewat,” tutur Hulkenberg.
Bagaimanapun, ia merasa apa yang ditunjukkan oleh Max Verstappen dan Lewis Hamilton di GP Arab Saudi sangat menarik bagi para penggemar Formula 1. Sebab, mereka bertarung di lintasan baru yang sempat dikhawatirkan bakal menyajikan balapan yang membosankan.
Duel antara keduanya di Sirkuit Jeddah membuktikan bahwa trek berkarakter super cepat dapat menghadirkan persaingan yang lebih menarik.
“Pertarungan ini benar-benar kelas dunia. Keduanya balapan di atas 300 km/jam dan mereka masih memikirkan tentang strategi,” ujar Hulkenberg.
“Tapi, saya yakin ada yang harus dilakukan dengan DRS karena titik deteksinya terletak tepat sebelum tikungan terakhir,” ia menjelaskan.
“Max ingin Lewis melewatinya sebelum titik DRS, sehingga dia bisa mendapatkan DRS dan kembali mengambil alih pimpinan balap,” tambahnya.
“Ini merupakan permainan adu strategi. Lewis juga mengetahuinya dan itu sebabnya dia tetap berada di belakang. Tetapi sayangnya, tabrakan itu terjadi. Keduanya mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dan berada pada batasannya,” tutup Hulkenberg.