Dominan di Moto2, Remy Gardner-Raul Fernandez Jungkir Balik Jalani Debut MotoGP

DBasia.news – Duet Tech 3 KTM Factory Racing, Remy Gardner dan Raul Fernandez, kompak kelimpungan menjalani debut di MotoGP 2022. Keduanya selalu bertarung di papan bawah, dan hal ini sangat kontradiktif dengan performa mereka saat masih bertandem di Red Bull KTM Ajo Moto2 musim lalu, di mana mereka sangat dominan.

Pada 2021, Gardner menjadi juara dunia, sementara Fernandez jadi runner up. Total, mereka mengawinkan 24 podium dan 13 kemenangan. Mereka juga membantu KTM Ajo menyabet gelar dunia tim, menjadi duet tertangguh dalam sejarah Moto2. Sayangnya, hal yang sama tak bisa mereka tunjukkan di empat seri perdana MotoGP 2022.

Hasil finis terbaik Gardner sejauh ini adalah finis ke-15 di Qatar, di mana ia menyabet satu poin. Sementara itu, hasil terbaik Fernandez adalah finis ke-16 di Argentina, dan sampai saat ini belum juga mendapatkan poin. Lewat The Race, Minggu (17/4/2022), Gardner pun mengakui bahwa hasil ini bukanlah hasil yang mereka harapkan.

Selain sulit membuat RC16 kompetitif, Gardner sendiri diketahui masih dirundung cedera retak pergelangan tangan kanan akibat jatuh dalam latihan motor pada Januari. “Jujur saja, saya mengharapkan yang lebih baik, apalagi jika melihat apa yang dilakukan rider lain pada masa lalu,” ujar rider Australia ini.

“Saya rasa, jika melihat bagaimana kami mengakhiri Moto2 tahun lalu, dengan begitu dominan, ya, saya berharap lebih. Beberapa balapan pertama sungguh berat. Semoga dengan kembali ke Eropa kami bisa lebih stabil. Masih banyak hal yang harus dipelajari. Ini adalah tamparan keras di wajah, itu sudah jelas,” lanjut Gardner.

Di lain sisi, Fernandez berusaha untuk melihat sisi positifnya. Rider Spanyol ini meyakini bahwa ia terus mengalami kemajuan. Namun, ia bisa memaklumi bahwa kenaikan grafik performanya sulit dilihat karena para rival juga sangat kompetitif. Hal ini pun terbukti nyata lewat betapa sulitnya hasil balapan MotoGP diprediksi.

“Jujur saja, saya sangat senang. Hari demi hari, saya terus belajar. Masalahnya, semua pabrikan kini sangat kuat. Saya rasa, jika bertahun-tahun lalu Anda dalam balapan dengan margin 20 detik dari pemenang, Anda minimal finis masuk 15 besar, dapat poin. Tapi kini, jika punya margin 20 detik, Anda ada di luar zona poin,” ujar Fernandez.

Rider berusia 21 tahun ini pun merasa kecewa karena tak bisa bertarung di papan atas, namun berusaha untuk fokus belajar dan memperbaiki diri tiap balapan. “Rasanya tak menyenangkan memperebutkan posisi di belakang. Namun, kami harus lebih jauh menganalisa segalanya. Tentu ini sangat berat,” tuturnya.

“Saya datang dari tahun lalu, di mana saya memenangi delapan balapan, naik podium di 90% balapan. Tapi tugas saya tahun ini sangatlah berbeda. Yang terpenting adalah mempersempit margin dari para rider tim pabrikan. Itulah target saya, dan saya tak mau terlalu memikirkan hasil,” pungkas kakak rider Moto3, Adrian Fernandez, ini.