DBasia.news – Pada tikungan terakhir lomba putaran ke-11 MotoGP 2019 di Red Bull Ring, Austria, 11 Agustus, Marc Marquez dikalahkan Andrea Dovizioso.
Nahasnya pada lomba putaran 12 di Sirkuit Silverstone, Inggris, 25 Agustus, Marquez kembali merasakan kekalahan di tikungan terakhir. Kali ini dari pembalap Suzuki, Alex Rins.
Memang meski finis kedua pada MotoGP Inggris, Marquez masih unggul 78 poin dari rival terdekatnya di klasemen, Andrea Dovisioso yang gagal finis di Silverstone.
Hanya saja kalah duel dalam dua lomba berturut-turut, tentu membat rapor balap Marquez yang selama ini dikenal baik, berubah jadi merah. Oleh karena itulah, ia membenarkan merasa marah usai kala dari Rins.
“Saya punya mentalitas pemenang. Jika saya kalah di PlayStation saja, saya akan marah. Jadi tentu saya sangat marah karena kalah di tikungan terakhir,” Marquez menuturkan.
Kalah dalam duel tikungan terakhir dua lomba berturut-turut, membuat Marquez mendeskripsikan dirinya sedang berada dalam momen terburuk musim ini. Namun ia masih bisa tersenyum lantaran gap dari Dovi melebar usai MotoGP Inggris.
“Bukan target saya untuk memenangkan lomba (di Silverstone). Target saya adalah jadi juara dunia. Strategi saya terus menambah keunggulan dan itu merupakan bagian terpenting,” ucap kakak dari pembalap Moto2, Alex Marquez itu.
Namun ketika ditanya kekalahan paling menyakitkan dalam duel tikungan terakhir pada dua lomba berturut-turut, Marquez menyebut kekalahan dari Dovi di Red Bull Ring paling menyakitkan.
“Kekalahan dari Rins menyakitkan. Karena kurang lebih, caranya sama (seperti di Red Bull Ring). Tapi saya menambah keunggulan 20 poin di klasemen. Jadi kekalahan dua pekan lalu (dari Dovi) lebih menyakitkan,” Marquez mengungkapkan.*