DBasia.news – Maverick Vinales menegaskan bahwa dirinya tak membuat kesepakatan apapun dengan Aprilia usai dirumorkan bergabung dengan pabrikan asal Noale, Italia tersebut.
Usai MotoGP Belanda, Maverick Vinales memberikan pengumuman mengejutkan mengenai keputusannya untuk hengkang dari Yamaha pada akhir musim 2021. Rider asal Spanyol itu kemudian dikait-kaitkan dengan beberapa tim. Ia bahkan diisukan resmi menjadi tandeman Aleix Espargaro, pebalap Aprilia, pada musim 2022.
Rumor pun semakin menjadi karena Vinales tak mau memberikan komentar. Sementara petinggi Aprilia secara terang-terangan mengaku berminat untuk merekrut pebalap berjuluk The Top Gun tersebut. Maverick Vinales akhirnya buka suara dan membantah kabar burung tersebut.
“Saya sedang berhenti sekarang. Sekarang, saya ingin menikmati liburan karena paruh pertama musim ini sangat sulit. Saya ingin menikmati dengan keluarga,” katanya dilansir dari Motorsport.com.
Pebalap berusia 26 tahun tersebut juga mengaku belum melakukan negosiasi dengan Aprilia maupun tim mana pun meski ia sempat memuji pengembangan motor RS-GP21.
“Ya, saya tidak punya apa pun dengan siapa pun. Saya ingin perlahan-lahan dan kami akan melihat apa yang terjadi pada 2022. Saya ingin santai karena terpenting memikirkan diri sendiri dan apa yang menguntungkan saya, saya akan melakukannya,” ujar Vinales.
“Dengan Aleix Espargaro, mereka banyak berkembang dan jelas bahwa dia mengemudi dengan sangat baik. Ketika saya berada di belakangnya (di trek), saya tidak tahu apa yang dikatakan tentangnya,” lanjutnya.
Ia juga sempat diprediksi bakal kembali membela Suzuki, tim yang pernah dibelanya pada 2015-2016 lalu.
“Sejujurnya saya belum merenungkan kemungkinan itu. Saya hanya fokus pada liburan, menikmati musim panas, latihan dengan motor dan kembali sekuat mungkin. Saya tidak pernah berpikir soal musim 2022 karena sekarang itu tak masuk akal,” Vinales menuturkan.
Selain itu, dirinya juga mengungkapkan bahwa kepercayaan dari tim adalah hal yang ia cari saat ini.
“Bukan saya mencari lingkungan berbeda. Saya mencari kepercayaan. Sangat penting memiliki itu. Tahun ini, kami membuat banyak kesalahan dan itu melemahkan Anda dalam hal itu,” jelasnya.
“Yang terlintas di kepala saya, menemukan grup yang saya percaya dan dari sana terus terbangun. Ini situasi yang sulit. Di Assen, contohnya, motor bekerja dengan sangat baik di FP1 sehingga kami tidak menyentuhnya lagi karena takut situasi lebih buruk,” ia mengimbuhkan.
“Tidak boleh seperti itu. Anda harus berusaha meningkatkannya. Jika tidak ada kepercayaan diri, maka itu rumit, tapi apa yang bisa saya katakan kepada kalian, di Assen semua berjalan baik dan saya mengeluarkan semua yang saya bisa,” tukasnya.