DBasia.news – Perjalanan karier Derrick Rose mungkin bisa dibilang menjadi salah satu yang paling unik dalam sejarah NBA.
Sudah terpantau sejak di bangku SMA dan akhirnya terpilih di urutan pertama NBA Draft 2008, Rose seolah memenuhi takdirnya dengan merengkuh gelar MVP.
Tak sampai di sana, Rose bahkan menjadi MVP termuda dalam sejarah dengan usianya yang kala itu masih 22 tahun dan 6 bulan.
Namun, cerita indah tersebut berbalik 180 derajat setelah badai cedera menghantam. Empat kali operasi di dua lututnya (masing-masing dua kali) membuat Rose terlempar dari tim yang ia bawa lolos ke final Wilayah Timur, Chicago Bulls.
New York Knicks yang menjadi pelabuhan selanjutnya ternyata tak juga bersahabat.
Bergabung dengan para bintang di Cleveland Cavaliers tampak menjadi ide cemerlang. Sayang, buruknya komunikasi membuat tim ini tak memenuhi ekspektasi.
Utah Jazz yang menjadi rekan pertukaran Cavaliers ternyata tak juga berniat menggunakan jasanya. Hingga akhirnya Rose seolah dapat kesempatan kedua bersama Minnesota Timberwolves.
Kesempatan kedua tersebut berusaha ia lanjutkan di musim baru. Juli lalu, ia memutuskan bergabung ke Detroit Pistons dengan kontrak dua musim sebesar AS$15 juta.
Enam gim sudah dilalui di musim 2019-2020, Rose benar-benar tampak hidup kembali dengan catatan 20,8 poin dan 6,3 asis per gim. Menariknya, ia tak sekalipun turun sebagai pemain utama dan hanya bermain selama 25 menit per gim.
“Saya bahagia bisa berada di sini (Detroit Pistons),” ujar Rose tentang perasannya kepada NBC Sports. “Dengan segala yang sudah saya lalui dalam beberapa waktu terakhir, saya benar-benar senang bisa melewati itu semua bersama keluarga dan teman-teman di sekeliling saya. Saya sangat bersyukur.”