Debi Ariesta Sempat Frustasi Karena Keterbatasan Fisik

Debi Ariesta

DBasia.news – Pecatur putri Indonesia, Debi Ariesta, berjaya di Asian Para Games 2018 dengan raihan dua medali emas dari kategori catur standar B1 (buta total) di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Di balik kesukesan tersebut, Debi mengaku sempat frustrasi saat masih remaja karena keterbatasan fisiknya.

Debi mengaku sering melihat keluarga dan teman bermain catur sejak masih kecil. Namun, Debi akhirnya kehilangan penglihatan karena penyakit katarak yang menyerang matanya.

“Saya sudah dari kecil bermain catur. Awalnya tahu dari teman dan suka melihat keluarga bermain. Jadi saya kemudian ikut bermain catur. Saat itu belum ada masalah dengan penglihatan, tapi sekarang memang harus bermain catur dengan meraba,” urai Debi.

“Saat duduk di kelas 5 SD saya mulai kesulitan melihat. Itu karena katarak hingga akhirnya saya benar-benar tidak bisa melihat pada usia 14 tahun. Saya tidak melanjutkan sekolah saat itu,” lanjutnya.

Kondisi tersebut sempat membuat Debi frustrasi. Ia mengaku sempat ingin bunuh diri dengan meminum shampoo. Namun, gejolak usia muda yang tidak bisa menerima kenyataan itu bisa hilang berkat dukungan luar biasa orang-orang di sekitarnya.

“Berkat orang tua saya bangkit. Mereka katakan saya harus menerima keadaan dan pantang menyerah serta harus berjuang. Katanya Allah menciptakan saya tidak untuk sia-sia,” ujar pecatur yang sempat menuangkan pemikirannya lewat karya tulis.

Bangkit dan menggeluti olahraga catur bisa membuat Debi menemukan jalan hidup lebih baik. Sejumlah prestasi diraihnya seakan merupakan jawaban dari Tuhan atas pengharapannya.

“Saya mulai peringkat kedua di Kejurnas 2011. Kemudian saya ikut ASEAN Para Games 2013 di Myanmar dan ikut lagi di Singapura pada 2015. Saya mendapatkan medali perak perorangan dan emas beregu. Kemudian ikut lagi di Malaysia dan dapat emas juga,” kisah Debi soal prestasinya di dunia catur.

Debi meraih dua medali emas Asian Para Games 2018, yaitu dari nomor perorangan standar B1 dan bersama dua rekannya, Tati Karhati dan Wilma Margaretha Sinaga, di nomor beregu standar B1.