DBASIA Network

David Stern Sosok yang Berjasa di NBA

DBasia.news –  Eks Komiosioner NBA, David Stern meninggal dunia pada usia 77 tahun lantaran mengalami pendarahan otak yang dideritanya sejak tiga pekan lalu.

Stern merupakan sosok yang berjasa menjadikan NBA menjadi bukan hanya sebagai liga bola basket paling bergengsi di dunia, tapi juga sebuah ajang olahraga yang begitu prestisius.

Namun siapa sangka, jika tanpa Stern, NBA bisa punah 36 tahun yang lalu. Adalah tahun 1984, sebuah momen di mana Stern berstatus komisioner NBA.

Kala itu, NBA penuh kesulitan. Pamor NBA bahkan tertinggal jauh dari dua kompetisi olahraga lain asal Amerika Serikat: NFL dan Major League Baseball.

Pada musim 1980-81, 16 dari total 23 tim NBA mengalami kerugian finansial. Salah satu alasannya lantaran minimnya penonton yang datang langsung menyaksikan pertandingan.

Rata-rata penonton per laga kala itu hanya 10 ribu. Cleveland Cavaliers, tim terburuk saat itu, hanya bisa menghadirkan 28 persen penonton dari kapasitas kandang mereka.  

Titik terendahnya, CBS pernah memutuskan gim keenam final NBA yang biasanya sangat prestisius harus disiarkan secara tunda! Pada titik ini, NBA benar-benar membutuhkan seorang penyelamat.

Beruntung NBA memiliki Stern, seorang pengacara asal Manhattan. Seorang pemikir progresif yang telah bekerja untuk NBA sejak akhir 1960-an.

Langkah paling krusial yang diambil Stern bahkan sudah dilakukannya ketika masih menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif pada tahun 1983. Kala itu, ia menerapkan regulasi mengenai pembatasan gaji.

Sebuah langkah yang berhasil menyelamatkan tujuh tim dari kebangkrutan. Stern juga yang mempromosikan NBA ke Eropa, Amerika Selatan, Asia sampai ke Indonesia.

Stern tidak hanya sukses menyulap NBA yang tadinya merugi jadi menguntungkan. Dia juga dikenal memiliki perhatian dan kedekatan dengan banyak pemain.

Momen paling menyentuh adalah ketika ia memeluk Magic Johnson pada siaran langsung televisi pada tahun 1992. Padahal kala itu, Johnson mengumumkan dirinya terinfeksi HIV, penyakit yang bisa menular.

Ketegasan juga jadi cerminan kepemimpinan Stern di NBA. Dia tak segan mendepak atau menghukum pemain yang dinilai mencoreng olahraga ini. Seperti tahun 2004, ketika menghukum pemain yang dinilai sangat potensial tapi telah membuat keributan di lapangan, Ron Artest.

Stern juga yang mendesak Allen Iverson mengucapkan minta maaf pada tahun 2000. Kala itu, Iverson merilis single debut ’40 Bars’ yang mendapat kritik dari banyak wanita dan komunitas LGBT.

“David kala itu memanggil Iverson ke kantornya. Dia bahkan ingin menendang Iverson dari liga jika enggan meminta maaf,” kenang pemilik tim Iverson kala itu, Philadelphia 76ers.

Ya, sosok Stern bakal selalu dikenang. Selamat jalan legenda…

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?