DBasia.news – Sampai saat ini MotoGP masih menghadapi permasalahan klasik. Tak ada lagi keseruan dalam menikmati MotoGP lantaran kurangnya aksi overtaking.
Berbeda dibandingkan era keemasan para pembalap legenda, seperti Valentino Rossi, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Max Biaggi. Ketika itu aksi saling salip menjadi bumbu penyedap yang membuat publik terpana.
Kondisi ini diyakini Pedrosa akibat semakin majunya teknologi aerodinamik. Selain membawa dampak positif, nyatanya perangkat ini juga dapat memberikan efek negatif.
“Salah satu masalah yang saya lihat dalam hal overtaking, yang sulit dilihat dari luar, karena motor semakin cepat dan berat. Akibatnya sulit untuk digerakkan karena kecepatannya tinggi,” jelas Pedrosa, dilansir dari gpone.com.
“Dengan adanya beban dari perangkat aerodinamika sangat sulit menggerakkan motor. Hasilnya ruang yang tersedia di lintasan (untuk overtaking) semakin berkurang,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Lorenzo. Rider yang dijuluki X-Fuera ini bahkan menyebut perangkat aerodinamika telah merusak keseruan MotoGP.
“Saya memang melihat hal positif karena ada lebih banyak persaingan, upaya melakukan overtaking, dan lebih banyak pembalap. Namun akan lebih terasa lebih menakjubkan tanpa adanya perangkat aerodinamika,” tutur Lorenzo.
Terkait hal ini, Lorenzo ingin petinggi MotoGP mengkaji ulang penggunaan perangkat aerodinamika. Jika diberikan wewenang penuh, peraih lima kali gelar juara dunia ini lebih memilih menghapus penggunaan perangkat tersebut.
-
Pertaruhan Nakagami Untuk Bertahan di Kelas Premier MotoGP
-
KTM Kecewa Berat Jelang Musim MotoGP 2023
-
Keberhasilan Alex Marquez Buat Sang Kakak Iri
-
Akui Masih Berseteru dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Tidak Ingin Ngobrol dengan The Doctor
-
Ini Satu Kalimat Marc Marquez ke sang Adik Alex Marquez Setelah Dikalahkan saat Tes MotoGP Portimao