DBasia.news – Cabang angkat besi tetap menggelar pemusatan latihan nasional menuju Olimpiade di tengah mewabahnya virus corona. Tapi mereka dibatasi keluar masuk mes.
Manajer tim angkat besi, Alamsyah Wijaya, mengatakan total ada 13 atlet dan empat pelatih yang diminta untuk tetap tinggal di mes Kwini yang terletak di kawasan Kwitang, Jakarta itu.
“Jadi hanya saya, Bapak Djoko Pramono (Wakil Ketua PB PABSI), dan Dirdja (pelatih kepala angkat besi) yang bisa keluar. Itu pun tidak sering,” kata Alamsyah kepada detikSport, Sabtu (21/3/2020).
Alamsyah mengatakan pertimbangan me-lockdown mess Kwini karena PB PABSI tak ingin ambil risiko atletnya tertular penyakit COVID-19. Terlebih, kualifikasi Olimpiade untuk angkat besi diperpanjang dan Olimpiade 2020 akan dimulai empat bulan lagi.
“Jadi pintu masuknya tinggal satu yang ada penjagaan. Nanti akan dicek suhu tubuh, ada pencuci tangan, dan disemprot disinfektan. Saya pikir jika kita tidak banyak membolehkan orang masuk tak akan masalah. Jadi mengurangi kontak seminim mungkin dengan orang-orang. Kwini benar-benar di-lockdown,” ujarnya.
Nah, untuk mengakali atletnya agar tak bosan, PABSI banyak melakukan sesi sharing dan memasang televisi berlangganan di setiap kamar atlet.
“Kami melakukan ini supaya mereka betah. Memang agak was-was juga dengan situasi ini tapi namanya keadaan darurat. Alhamdullilah gizi mereka juga aman. Kita banyak berdoa saja agar situasi ini segera berakhir sambil menerapkan apa yang menjadi aturan pemerintah untuk menjaga diri,” imbaunya.