DBasia.news – Lima final di turnamen clay-court dan empat gelar, gelar teranyar diklaim pada hari Minggu (23/02) waktu setempat di Rio Open. Itu adalah pencapaian Cristian Garin dalam 12 bulan terakhir.
Bagi petenis berusia 23 tahun ini, kemenangannya di lapangan tanah liat merupakan buah kerja keras setelah nihil gelar musim lalu dan bahkan tak berhasil menembus babak final di tahun sebelumnya.
“Menurutku ini adalah hasil dari kerja keras dari tahun sebelumnya yang begitu menderita. Ini lah mimpiku, aku menikmatinya. Aku tak pernah menyangka akan seperti ini, aku sangat senang,” kata Garin dalam laporan ATP Tour, Senin.
“Aku sangat emosional, memenangi Rio Open berarti banyak bagiku. Sulit untuk menjelaskan perjalananku pekan ini. Aku hanya tidur empat sampai lima jam dan pagi ini bangun dengan rasa grogi, tapi hari ini berakhir dengan menjadi salah satu hari terbaik dalam hidupku,” pungkas Garin.
Babak final yang jadwalnya mundur akibat penundaan babak semi final karena hujan pada Minggu malam waktu setempat, membuat Garin harus bertanding dua kali dalam satu hari.
Di semi final yang tertunda di set kedua, Garin hanya perlu empat gim untuk menundukkan Borna Coric secara dua set langsung sebelum akhirnya lolos ke final. Dengan kondisi fisik yang belum sepenuhnya pulih, ia bisa mengalahkan Mager dalam satu jam 35 menit di arena Quadra Guga Kuerten, Rio de Janeiro, Brazil.
“Dia bermain dengan hebat dan aku hanya berusaha memberikan permainan 100 persen. Dia bisa memukul dengan keras seperti yang aku lakukan, sangat sulit bagiku untuk berhadapan dengan pemain seperti itu. Gianluca sudah melalui turnamen secara hebat,” kata Garin menilai lawannya.
Dengan kemenangannya ini, ia tidak hanya membawa pulang hadiah sebesar Rp4,9 miliar, namun juga poin peringkat ATP yang akan membawanya menjadi peringkat 18 dari sebelumnya peringkat 25 dunia.
“Memenangi ajang setingkat ini memberi motivasi besar. Aku tak akan pernah melupakan pekan ini, dan menerima piala dari tangan Gustavo Kuerten berarti banyak. Momen seperti ini lah yang menandakan pengorbananku berbuah manis. Aku senang dengan peringkatku sekarang dan tahu harus berbuat lebih baik lagi ke depannya. Artinya masih ada jalan panjang yang harus aku lalui,” tutur Garin menceritakan.