DBasia.news – Tanpa kontrol emosi, seorang pembalap bisa melakukan kesalahan yang berakibat kecelakaan. Hal ini ternyata dirasakan pembalap Yamaha di MotoGP, Maverick Vinales.
Secara jujur pembalap berusia 23 tahun ini sebagai sosok yang emosional. Oleh karena itulah, jelang MotoGP 2019, ia sampai merasa harus bekerja sama dengan psikiater olahraga.
“Saya sangat bekerja keras untuk mengatasinya (esmoional). Saya sedang coba mencari psikiater olahraga. Tapi ini tidak mudah. Karena saya harus menemukan seseorang yang baik plus memahami saya,” kata Vinales.
“Tekadan saya tidak terlalu fokus. Jadi tentu saja saya harus memperbaikinya. Saya tipe orang yang ingin terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Jika saya bisa menemukan psikiater olahraga yang cocok, saya dapat berkembang signifikan,” tambahnya.
Lebih lanjut Vinales mengakui pada beberapa lomba musim lalu di mana ia tampil buruk dipastikan penyebabnya lantaran mentalnya jatuh.
Dia mencontohkan apa yang terjadi pada lomba MotoGP Qatar tahun 2018. Dia merupakan pembalap tercepat di trek pada paruh kedua lomba. Dia bahkan bisa memangkas selisih waktu sampai 4 detik dari pimpinan lomba.
Tappi karena kurangnya kontrol emosi, ia akhirnya finis posisi enam. “Andai saja saya lebih termotivasi, memikirkan hari berikutnya, mungkin saya mengakhiri MotoGP 2018 sebagai runner-up,” ucap Vinales.