DBasia.news – BWF sedang merumuskan regulasi untuk mengganti shuttlecock bulu angsa menjadi sintetis. Bagi PBSI keputusan tersebut sangat konyol.
BWF berencana menguji coba shuttlecock sintetis pada BWF World Tour Finals 2019. Wacana ini kemudian menimbulkan polemik di dunia tepok bulu.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, menilai BWF tidak bijak jika mengambil keputusan secara mendadak. Apalagi, beberapa atlet tengah fokus menuju ke Olimpiade Tokyo 2020.
“(PBSI) belum setuju. Saya rasa lebih baik menggunakan (shuttlecock) yang biasa saja. Ini kan tersisa satu setengah tahun (menuju Olimpiade), jangan coba-coba deh,” ujar Susy.
“Ini mau Olimpiade, janganlah mengambil suatu perubahan yang tidak biasa. Karena bisa merugikan semua pihak. BWF aturannya itu memang kadang ada-ada saja,” sambungnya.
Susy menjelaskan bahwa PBSI bukan tidak sepenuhnya menentang rencana BWF mengganti shuttlecock sintetis. Namun, penerapannya dirasa tidak tepat.
“Nanti setelah Olimpiade (2020) baru diuji coba buat adaptasi. Kadang-kadang perubahan dari BWF suka membuat kesal. Jadi kami capek, coba pikir ke situ. Jangan hanya untuk kepentingan sepihak saja, untuk mencari celah terus,” tutur Susy.