DBasia.news – BWF akan menentukan nasib kejuaraan Piala Thomas dan Uber pada hari ini. Apakah akan ada undian baru dengan lebih sedikit negara sehingga menjadikannya kejuaraan di bawah standar atau akan dibatalkan?
Federasi Badminton Dunia (BWF) akan membahas hal ini selama pertemuan dewan darurat virtual mereka hari ini menyusul serentetan penarikan menjelang kejuaraan di Aarhus, Denmark, dari 3-11 Oktober.
Sebanyak enam negara termasuk Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand menarik diri karena pandemi Covid-19. Yang lainnya adalah Taiwan dan Australia.
Badan dunia itu sekarang dibiarkan berkeringat dengan tim-tim papan atas China dan Jepang, juara bertahan Piala Thomas dan Piala Uber, juga diprediksi mengikuti tim lain untuk mundur.
BWF telah menemukan dua pengganti dengan Finlandia dan Swedia menerima undangan mereka untuk mengisi kekosongan di kompetisi putra dan putri, tetapi kemudian menimbulkan pertanyaan tentang kualitas turnamen utama dunia.
Badan bulu tangkis dunia itu juga pernah mengundang Hong Kong dan juga Singapura, tapi ditolak. Seharusnya ada dua kompetisi yang berdiri dengan 16 tim, namun hanya tersisa dengan 12 tim, bahkan dengan masuknya Finlandia dan Swedia sebelum batas waktu 18 September.
Mereka mungkin akan melakukannya jika mereka bersikeras agar kejuaraan Piala Thomas dan Piala Uber terus berlanjut.
Undangan Finlandia tentu mengangkat beberapa alis karena mereka bahkan tidak finis delapan besar di Kejuaraan Beregu Putra Eropa Februari lalu. Finlandia akan tampil untuk kedua kalinya di kejuaraan setelah debut mereka pada edisi 1994 di Jakarta.
Sekretaris Federasi Badminton Malaysia (BAM) Datuk Kenny Goh mengatakan hampir bisa dipastikan BWF akan melakukan undian ulang mengingat imbas dari penarikan besar-besaran tersebut.
Jika tidak, skuad Piala Uber Malaysia bisa saja lolos langsung ke perempat final tanpa memainkan satu pertandingan pun karena ketiga rival mereka di Grup B yakni Korea Selatan, Indonesia dan Australia telah mundur. Sedangkan untuk Piala Thomas, Malaysia hanya akan memiliki Inggris dan Belanda sebagai musuh mereka menyusul penarikan musuh bebuyutan dan juara 13 kali Indonesia di Grup A.
“Jika BWF maju dengan kejuaraan, mereka harus melakukan perubahan lengkap yang mencakup undian baru,” kata Kenny.
“Kami masih berpegang teguh pada pendirian kami. Kami akan berpartisipasi kecuali BWF membatalkannya atau jika ada lonjakan kasus Covid-19.”
“Saya tidak berpikir ada kebutuhan untuk membuat keputusan yang terburu-buru meskipun ada keputusan dari beberapa negara untuk mundur,” ungkap Kenny.
“Beberapa dari mereka tidak punya pilihan karena pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh pemerintah mereka atau pemain yang menolak bermain, kami tidak menghadapi masalah itu untuk saat ini,” Kenny menjelaskan.
-
Fajar/Rian Buru Juara Asia dan Dunia Usai Sukses di All England
-
Gagal ke 16 Besar All England 2023, Jonatan Christie Beberkan Penyebabnya
-
Ingin Buat Indra Widjaya Terkesan, Gregoria Mariska Tunjung Berambisi Bersinar Selama Tur Eropa
-
Mohammad Ahsan/Hendra Beberkan Target Besar yang Ingin Diraih di 2023
-
Dua Wakil Indonesia Siap Manyabet Gelar Sektor Ganda Campuran di Yonex German Open 2023