DBASIA Network

Bungkam Dominic Thiem, Daniil Medvedev Bawa Pulang Gelar ATP Finals

DBasia.news – Daniil Medvedev memenangkan gelar terbesar dalam kariernya sampai saat ini ketika membungkam petenis peringkat 3 dunia, Dominic Thiem dengan 4-6, 7-6, 6-4 setelah 2 jam 43 menit di ATP Finals.

Petenis yang menundukkan petenis peringkat 1 dunia, Novak Djokovic dan petenis peringkat 2 dunia, Rafael Nadal sebelum menuju partai puncak, menjadi petenis pertama yang menaklukkan tiga petenis peringkat 3 besar di ATP Finals. Ia menjadi petenis keempat yang melakukan hal tersebut dalam satu turnamen nomor tunggal sejak musim 1990.

Selain itu, petenis berkebangsaan Rusia menjadi petenis pertama dari negaranya yang menjadi juara turnamen akhir musim sejak Nikolay Davydenko pada musim 2009.

“Saya selalu mengatakan sebelum turnamen ini bahwa akan menjadi kisah yang mengagumkan jika juara pertama ATP Finals di London berasal dari Rusia dan juara di London untuk kali terakhir juga dari Rusia,” ungkap Medvedev.

“Banyak terima kasih kepada Nikolay Davydenko yang menjadi inspirasi bagi semua anak seperti saya dengan menjadi juara di sini. Saya harap saya bisa meneruskan prestasinya.”

Memasuki Paris Masters dua pekan lalu, ia mencatatkan 18-10 kemenangan melawan petenis peringkat 10 besar. Tetapi sejak tiba di Paris Masters ketika ia memenangkan gelar Masters 1000 ketiga dalam kariernya, ia telah memenangkan 10 kemenangan secara beruntun, termasuk tujuh kemenangan melawan petenis peringkat 10 besar.

Musim lalu, petenis berusia24 tahun debut di ATP Finals dan pulang tanpa satu kemenangan pun dengan hanya mengklaim satu set saja. Kini, di akhir musim 2020 ia tidak terkalahkan dan mendapatkan 1.500 poin. Ia juga menjadi juara yang berbeda untuk kali keenam di ATP Finals dalam enam musim terakhir.

Thiem bermain dengan baik ketika mengamankan delapan break point pertama yang ia hadapi di pertandingan tersebut menggunakan servis dan groundstroke penuh tenaga demi keluar dari masalah.

Namun setelah itu, Thiem malah sering melakukan kesalahan dan ia tidak bisa bangkit melawan petenis yang lebih muda darinya.

“Sungguh pertandingan yang luar biasa. Salah satu kemenangan terbaik saya, selama 2 jam 42 menit, dan tiga set melawan petenis yang mengagumkan,” tambah Medvedev.

Petenis berkebangsaan Rusia dikenal dengan pertahanan yang sulit ditembus, tetapi ia memperlihatkan bahwa ia ingin menguasai permainan dari area baseline dan memasuki lapangan agar menghalangi Thiem melepaskan groundstroke yang bertenaga. Ia juga menyerang forehand petenis berkebangsaan Austria agar mematikan langkahnya.

Thiem lebih banyak menggunakan backhand slice, meniru strategi yang digunakan Nadal ketika melawan petenis berkebangsaan Rusia agar tidak memberinya peluang untuk menemukan ritme. Tetapi di momen-momen krusial, seperti yang ia lakukan melawan Nadal, petenis berkebangsaan Rusia mengambil keuntungan dari kecepatan yang lebih lamban dari permainan dengan sering maju ke depan lapangan.

Berkat kemenangan tersebut, kini head to head antara Medvedev melawan Thiem menjadi 2-3. Hanya dua bulan lalu Thiem yang kalah di final ATP Finals untuk kali kedua secara beruntun, mengalahkannya di US Open dengan tiga set langsung.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?