DBasia.news – os Petronas SRT, Razlan Razali, mengaku menyesal telah memboyong Valentino Rossi ke timnya karena rider asal Italia itu tampil buruk sepanjang musim.
MotoGP 2021 jadi tahun terberat bagi Razlan Razali dan koleganya di Petronas Yamaha SRT. Negosiasi dengan sponsor utama tim pun menemui jalan buntu.
Setelah keinginan mereka mendapat investasi lebih besar kandas, kabar buruk kemudian datang menghampiri. Petronas memutuskan untuk menarik diri dari kejuaran MotoGP dengan alasan kesulitan finansial karena terdampak pandemi Covid-19. Prestasi tim asal Malaysia itu lantas terjun bebas jika dibandingkan pada musim 2020.
Usai melihat apa yang dialami Petronas Yamaha SRT musim ini, Razali mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang membuatnya kecewa dan ingin diperbaiki kalau bisa.
“Jika saya bisa memutar waktu, saya ingin memutuskan pada Juni 2021 untuk menerima tawaran kontrak pertama dari Petronas. Tapi, saya ingin bernegosiasi untuk lebih banyak uang,” ujarnya dilansir dari Motorsport.com.
Ia pun mengisahkan bahwa dirinya sempat skeptis dengan ide untuk merekrut Valentino Rossi. Namun, setelah melihat sang juara dunia MotoGP tujuh kali itu naik podium ketiga pada balapan kedua musim 2020 di Jerez, Razali mengabaikan instingnya.
Pemilik tim baru MotoGP, RNF Racing, tersebut lantas menjalin kesepakatan dengan Yamaha dan bersedia menampung Rossi.
“Sejujurnya, saya seharusnya tidak mendatangkan Valentino! Selalu ada asumsi bahwa kami tak punya pilihan kecuali merekrut Valentino pada 2021,” katanya.
“Asumsinya adalah kami di bawah tekanan dari Yamaha. Tapi tidak, sama sekali tidak ada tekanan,” ia mengimbuhkan.
“Secara pribadi, saya skeptis hingga Valentino berada di podium ketiga, bersama Fabio Quartararo dan Maverick Vinalez di GP Jerez pada Juli 2020. Ketika saya ada di podium bersama ketiga pebalap, saya pun berpikir, ‘Ok, mungkin pebalap ini bisa berhasil’,” lanjut Razali.
Rasa optimistis kemudian berganti dengan kekhawatiran ketika melihat rapor Rossi usai sempat absen balapan karena terpapar virus Covid-19. Jika sebelumnya, rider berjuluk The Doctor itu rutin menembus 10 besar, setelah melewatkan MotoGP Aragon dan MotoGP Teruel, ia hanya mampu finis ke-12 dalam dua gelaran penutup musim 2020. Namun, Razali tak bisa berbuat apa –apa.
“Setelah itu, hasil Valentino jadi buruk. Tapi pada titik ini, keputusan untuk Valentino sudah terlanjur diambil,” ucap pria asal Malaysia itu.
Benar saja, Valentino Rossi kesulitan menaklukkan motor Yamaha YZR-M1 2021. Pencapaian terbaiknya adalah empat kali masuk 10 besar (3 kali finis di P10 dan sekali finis di P8). Ia menutup kariernya di ajang MotoGP dengan bertengger di peringkat ke-18 dalam klasemen akhir pebalap.
Razali pun mengaku punya analisis sendiri mengenai performa rider berusia 42 tahun tersebut.
“Saya kira, Valentino menempatkan dirinya di bawah tekanan. Pebalap muda lebih kencang. Valentino sebenarnya mencatatkan best lap lebih baik dibanding masa lalu,” ia mengungkapkan.
“Namun, itu tidak cukup. Dia mau sukses, hati dan pikirannya siap untuk itu, tapi badannya tidak sejalan,” tukasnya.