DBasia.news – Tampil buruk di sepanjang paruh musim, Alberto Puig mengakui timnya, Repsol Honda hancur-hancuran. Perubahan signifikan ditunjukkan tim Repsol Honda dalam dua musim terakhir. Dari status tim yang tak terkalahkan, Repsol Honda berubah menjadi tim semenjana.
Kegagalan, mungkin ini kata yang tepat untuk merepresentasikan tim Repsol Honda saat ini. Ketidakmampuan kedua pembalapnya, Marc Marquez dan Pol Espargaro membuat Repsol Honda harus jatuh dalam jurang keterpurukan.
Bayangkan saja, dalam klasemen sementara ini, baik Marquez maupun Espargaro tidak dapat menempati posisi strategis dalam peta persaingan perebutan gelar juara. Marquez hanya mampu meraih posisi sepuluh sedangkan Espargaro harus menerima kenyataan pahit karena hanya dapat menempati posisi 12.
Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig pun mengakui ketidakberdayaannya. Saat ini Honda benar-benar menjadi tim yang hancur. Tim asal negeri sakura ini sudah tidak dapat lagi menjaga gelarnya sebagai tim langganan juara.
“Dalam konteks umum, ini tidak bekerja dengan baik jika kamu melihat dari hasilnya. Pertama kita berekspetasi bahwa Marquez dapat memulai musim seperti biasa, tapi ternyata tidak. Lalu Pol (Espargaro) mengalami kesulitan dalam mengerti motornya, bahkan masih mengalami masalah (hingga kini),” jelasnya dikutip dari tuttomotoriweb.it.
Tidak hanya kedua pembalap itu saja, pembalap dari tim satelitnya pun tidak jauh beda. Tim LCR Honda juga tercatat tidak dapat menampilkan perfroma maksimalnya dalam musim ini.
Kedua pembalapnya, Alex Marquez dan Taaki Nakagami harus berbagi kursi keterpurukan dengan dua pembalap pabrikan Honda. Pada klasemen sementara ini Alex hanya mampu menempati posisi ke-15. Sementara Nakagami hanya dapat meraih posisi ke-11.
“Demikian juga Alex dan Nakagami. Sangat tidak realistis jika mengatakan musim ini sangatlah bagus,” tutupnya.