Bakal Ekspedisi ke Gunung Hkakabo Razi di Myanmar, Ini Tantangannya

DBasia.news –  Ekspedisi ke Gunung Hkakabo Razi di Myanmar pada tahun 2020 merupakan bagian dari rangkaian EIGER ke gunung tropis di Asia Tenggara.

Gunung Hkakabo Razi kerap disebut-sebut sebagai gunung paling tinggi di Asia Tenggara. Ketinggian gunung tersebut mencapai 5881 meder di atas permukaan laut (mdpl).

Medan di Gunung Hkakabo Razi terkenal sebagai satu di antara yang paling berat. Bukan tanpa alasan, bahaya hutan hujan, lapisan salju, hingga gletser mulai ketinggian 4600 mdpl menjadi alasan.

Belum lagi jaraknya yang jauh dari pemukiman penduduk, mencapai dua hingga lima hari. Artinya, hutan hujan masih belum terjamah manusia dan dipenuhi hewan berbahaya seperti ular, nyamuk, dan laba-laba.

Alhasil, tidak tersedia jasa porter selama pendakian sehingga perbekalan harus dibawa sendiri. Saking beratnya pendakian, Gunung Hkakabo Razi disebut sebagai anti Everest.

Pasalnya, kondisi di kedua gunung sangat bertolak belakang. Dengan situasi di Hkakabo Razi seperti disebut di atas, sedangkan Everest memiliki jalur pendakian dan infrastruktur.

Alhasil, tim EIGER yang dilatih oleh Galih Donikara bakal adaptasi medan terlebih dulu. Terdiri dari Sofyan Arif Fesa (Unpar), Nurhuda (Mountain Guide), Fandi Achmad (UI), Putri Handayani (UI), dan Francisca Dimitri (Unpar).

“Tim akan melakukan simulasi pendakian di Pangrang Razi, gunung tropis lain yang ada di Myanmar sebagai adaptasi dan aklimatisasi. Sebelum akhirnya mengakhiri program latihan ketinggian,” ujar Galih Donikara pada acara jumpa pers di EIGER Flagship Store, Kamis (12/12).

Biaya pendakian sendiri akan ditanggung oleh EIGER sepenuhnya. Meski tidak menyebut nominal, berdasarkan penelitian di berbagai situs mencapai 16.000 hingga 20.000 dolar per orang (sekitar Rp 240-280 juta).