DBasia.news – Ashleigh Barty dikritik karena masih bertengger di peringkat 1 dunia meski ia tidak melakoni satu turnamen pun ketika turnamen dilanjutkan pada pertengahan musim lalu.
Peringkat turnamen ATP mau pun WTA yang dibekukan dan aturan baru yang diberlakukan akibat pandemi telah membantu petenis berkebangsaan Australia untuk tetap berada di posisi puncak meski ia tidak melakoni turnamen mana pun.
Kembali berkompetisi pada musim 2021 pastinya menjawab semua pertanyaan yang meragukan dirinya tetap berada di peringkat 1 dunia. Sejauh ini pada musim 2021, ia telah mengantongi tiga gelar dan melaju ke perempatfinal Australian Open.
Kemenangan terakhir petenis berkebangsaan Australia melawan Karolina Pliskova, Elina Svitolina, dan Aryna Sabalenka di Stuttgart Open didapatkan setelah ia kecolongan set pertama. Dominasi juara French Open musim 2019 terlihat dari set kedua sampai pertandingan berakhir.
Untuk bisa bangkit setelah kehilangan satu set bukan perkara mudah. Tetapi juara Miami Open musim 2021 berhasil melakukannya sebanyak tiga kali dalam satu turnamen dan secara beruntun.
Petenis peringkat 1 dunia menjelaskan bagaimana ia mengatasi tekanan di pertandingan besar setelah mengetahui bahwa permainan bisa berbalik arah dalam hitungan detik.
“Saya pikir terkadang penting untuk menyadari beberapa momen krusial atau momen penting dalam pertandingan, tetapi pada akhirnya, tidak peduli seberapa baik atau buruk poinnya, nilainya tetap sama. Apakah itu rally dengan 45 pukulan dan anda berlarian di seluruh penjuru lapangan, tetapi pada poin selanjutnya anda melakukan pelanggaran ganda, keduanya memiliki nilai yang sama,” jelas Barty.
Sementara banyak pihak yang meyakini bahwa satu poin bisa mengubah keberuntungan dalam pertandingan, juara Stuttgart Open musim 2021 memiliki sudut pandang yang berbeda.
“Penting untuk mengetahui bahwa tidak peduli apakah itu poin pertama dalam pertandingan, peluang break point atau match point, apa pun yang anda lakukan di poin itu nilainya satu. Jadi, penting untuk tidak membiarkan satu poin bisa mengubah pertandingan karena tidak demikian,” lanjut Barty.
“Ya, bisa saja ada perubahan momentum, tetapi jika anda mengatakan kepada diri anda sendiri bahwa satu poin bisa mengubah pertandingan, saya pikir anda salah melihatnya.”
Penanganan luar biasa petenis berkebangsaan Australia akan tekanan papan skor dengan memberlakukan semua poin seolah-olah satu tampaknya berhasil sampai sejauh ini. Hal yang wajar untuk melihat para petenis merasa goyah di poin-poin penting dalam satu set, terutama dalam servis mereka.
Seperti yang telah disebutkan Barty sebelumnya, jika mereka bisa melihat gambaran besar dan mempertimbangkan performa mereka secara keseluruhan untuk disalahkan sebagai penyebab kekalahan daripada satu poin yang buruk, maka mereka bisa terbebas dari beban berat.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide