DBasia.news – Kemenangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan atas Li Junhui/Liu Yuchen didapat berkat strategi efisien yang mereka terapkan di gim pertama dalam pertandingan yang memperebutkan tempat di babak final China Open 2019 itu.
“Kuncinya tadi di gim pertama. Setelah menang di gim pertama, di gim kedua kami jadi lebih tenang. Kondisi kaki saya masih sama, tadi tidak banyak reli dan memang sengaja sebisa mungkin tidak banyak bergerak. Memang kami sengaja ubah strategi karena pergerakannya terbatas,” kata Ahsan.
Menyadari Ahsan tak dalam kondisi prima akibat cedera di betis kanan dan kirinya, Hendra pun sepakat untuk menerapkan permainan taktis yang sangat efisien. Dalam dua gim langsung, mereka menghentikan perlawanan wakil tuan rumah tersebut dengan skor 22-20, 21-11.
“Memang lapangannya ada angin, tadi di gim pertama kami ‘kalah angin’. Kami kaget juga bisa menang dua gim langsung, dan gim keduanya cukup mudah. Mungkin mereka sedang tidak enak mainnya,” kata Hendra menerangkan.
Sementara untuk laga final besok yang dipastikan akan laga “All Indonesian”, Hendra mengaku siap untuk bermain maksimal meski harus meladeni rekan senegara Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
“Untuk final besok kami berharap yang terbaik saja, kami senang bisa terjadi all Indonesian final lagi setelah terakhir di Japan Open 2019,” lanjut Hendra.
-
Hendra Setiawan: Olimpiade 2016 Kenangan Terburuk
-
Hendra Setiawan Berminat Jadi Pelatih setelah Gantung Raket
-
Olimpiade 2020 Diundur, Herry Susun Program Khusus Hendra-Ahsan
-
Indonesia tanpa Hendra Setiawan di Final
-
Hal Menarik dari Pertemuan Kevin/Marcus Versus Hendra/Ahsan di Final Indonesia Masters 2020